Pengikut

Minggu, 30 April 2023

Raja Islam Jawa Pertama: Raden Patah


Raden Patah

Mengenal Raden Patah Raja Islam Pertama di Jawa

Pada akhir abad 15, tepatnya tahun 1474 M (ada juga yang berpendapat 1478 M), sebuah kerajaan atau kesultanan Islam pertama di Jawa berdiri, yaitu Kerajaan Islam Demak Bintara. Sebelum menjadi sebuah kerajaan baru, Demak merupakan daerah yang dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Kerajaan Islam Demak didirikan di Bintara, suatu daerah tempat Raden Patah mendirikan pondok/lingkungan pesantren yang ia beri nama Glagahwangi.

Raden Patah Lahir

Ayah Raden Patah adalah Bhre Kertabumi atau Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Ibunya bernama Siu Bun Ci, seorang putri Cina dari dinasti Ming. Siu Bun Ci dikirim oleh Kaisar Yan Lu dari Diansti Ming kepada Prabu Brawijaya V sebagai tanda persabatan. Brawijaya V yang saat itu sudah mempunyai beberapa istri seperti Ratu Dhawarawati akhirnya menikahinya, dan akhirnya Siu Bun Ci saat mengandung harus diungsikan ke Palembang di Sumatra sebuah Kadipaten yang dipimpin oleh Adipati Arya Damar. Akhirnya Siu Bun Ci dinikai Arya Damar setelah melahirkan Raden Patah. Raden Patah dilahirkan pada tahun 1455 M di Palembang. Raden Patah kecil lebih dikenal dengan nama Raden Jimbun. Dari ibunya dan ayah sambungnya, Raden Patah mempunyai seorang adik bernama Husein (Kusen)

Masa Remaja

Selama 20 tahun, Raden Patah hidup bersama Arya Damar dan Siu Bun Ci di Kadipaten Palembang dan mendapatkan pendidikan yang baik dan layak karena bergelar bangsawan. Raden Patah akhirnya memutuskan kembali ke Majapahit bersama sang adik, Raden Kusen. Ia mendarat di Tuban bersama para saudagar muslim dan mendalami agama Islam bersama para tokoh yang kini dikenal dengan Walisongo, seperti Sunan Bonang, Sunan Giri, dan Sunan Drajat.

Setelah lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membentuk pemukiman dan pondok pesantren di Bintara yang dinamai Glagahwangi. Lama kelamaan daerah tersebut menajdi semakin ramai dan dipenuhi dengan aktivitas perniagaan. Raden Patah kemudian mengganti nama pondok pesantren yang dia bangun dari Glagahwangi menjadi Demak atau Kerajaan Demak.

Letak Kerajaan Demak yang berada di pesisir utara Jawa, tepatnya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah menjadikan Kerajaan Demak terbilang strategis, karena masuk dalam jalur lalu lintas perdagangan rempah-rempah antara wilayah Indonesia Timur dengan Selat Malaka. Para raja Demak kemudian memanfaatkan keuntungan lokasi tersebut untuk mengembangkan potensi kemaritimannya. Sejak saat itulah, Kerajaan Demak terus berkembang dan menjadi pusat perdagangan.

Menjadi Raja

Raden Patah yang dibantu Wali Songo dalam mendirikan Kerajaan Demak dan berhasil menjadikan kerajaan tersebut tumbuh menjadi pusat penyebaran Islam. Bahkan, Kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dan menjadi Raja pertama. Ia berkuasa sejak 1478 hingga 1518. Ia bergelar  Sultan Fatah Syeh Alam Akbar Panembahan Jimbun Abdul Rahman Sayyidin Panatagama Sirullah Khalifatullah Amiril Mukminin Hajjuddin Khamid Khan Abdul Suryo Alam di Bintoro Demak.

Di bawah pemerintahan Raden Patah, Kerajaan Demak mencapai kejayaannya dan mengalami perkembangan dalam berbagai bidang, seperti perluasan wilayah dan pengembangan Islam. Dalam bidang dakwah Islam, Raden Patah mendirikan masjid yang sekarang terkenal dengan nama Masjid Agung Demak. Dulunya, Masjid Agung Demak dijadikan sebagai pusat kegiatan kerajaan Islam pertama di Jawa. Selain itu, bangunan ini juga dijadikan markas para wali dan digelar pula sejenis pengajian akbar.

Sementara itu, dalam bidang politik, Raden Patah berhasil membuat Kerajaan Demak memperluas wilayah kekuasaannya dan memperkuat ketahanannya. Kejayaan tersebut dapat dilihat dari keberhasilan Raden Patah menaklukkan Girindra Wardhana yang merebut takhta Kerajaan Majapahit pada 1478, hingga dapat mengambil alih kekuasaan Majapahit.

Setelah berhasil membawa Kerajaan Demak mencapai masa keemasan, Raden Patah tutup usia pada 1518. Kedudukannya kemudian diteruskan oleh sang putra, Pati Unus, yang terkenal sebagai panglima yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pati Unus memimpin Kerajaan Demak sejak 1518 hingga 1521.  

Daerah Kekuasaannya

Daerah kekuasaan Radan Patah meliputi Demak, Semarang, Tegal dan Jepara dan sekitarnya.

Keruntuhan Majapahit

Sepeninggal Gajah Mada pada 1364 dan Hayam Wuruk pada 1389 Majapahit menjadi kerajaan yang lemah. Stabilitas wilayah mulai goyah. Negera-negara taklukan melepaskan diri. Pada tahun1389, Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, menganggap dirinya sebagai penerus tahkta. Suami Kusumawardhani ini berselisih dengan Bhre Wirabhumi, anak dari selir Hayam Wuruk. Perang ini dimenangkan oleh Wikramawardhana. Wikramawardhana memimpin sampai 1427, kemudian berturut-turut dilanjutkan oleh Ratu Suhita (1429-1447), Kertawijaya (1447-1451), Rajasawardhana (1451-1453), Purwawisesa (1456-1466), Suraprabhawa (1466-1468), Bhre Kertabumi (1468-1478), dan Girindrawardhana (1478-1498).

Majapahit sempat mengalami kekosongan kekuasaan antara 1453 hingga 1456. Kejayaan Majapahit kian pudar saat Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa muncul pada 1474. Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Bhre Kertabumi atau Brawijaya V (1468-1478) dari istri selir asal Cina bernama Siu Ban Ci. Raden Patah kecewa karena ayahnya takluk kepada Girindrawardhana yang kemudian berkuasa di Majapahit dengan gelar Brawijaya VI (1478-1498). Di era ini, Patih Udara melakukan kudeta. Majapahit di ambang kehancuran. Majapahit benar-benar musnah ketika Kesultanan Demak dipimpin Sultan Trenggana (1521-1546). Pada 1527, Sultan Trenggana mengirimkan pasukan untuk menduduki Majapahit. Sejak itulah riwayat Kerajaan Majapahit tamat setelah Kesultanan Demak mengambil alih wilayah-wilayah taklukan yang masih tersisa.

Sumber:

https://tirto.id/f8aw

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/141209069/

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/01/160000679/

https://tirto.id/