Detail Gambar Sultan Agung Hanyokrokusumo Koleksi Nomer 51
Raja Mataram Islam ketiga adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma (memerintah 1613–1645). Ia
merupakan raja terbesar dalam sejarah Kesultanan Mataram dan dikenal sebagai
pemimpin yang gagah berani serta berambisi menyatukan Nusantara.
Nama Lengkap dan Gelar
Nama aslinya adalah Raden
Mas Jatmika atau Raden Mas Rangsang. Setelah naik takhta, ia
bergelar Sultan Agung Anyokrokusumo atau Prabu Pandita
Hanyakrakusuma.
Istri-istrinya
Sumber sejarah menyebutkan
beberapa istri Sultan Agung, di antaranya:
·
Ratu Kulon – Putri dari
Kiai Adipati Mandaraka (Patih Mataram).
·
Ratu Wetan – Putri dari
Panembahan Ratu Cirebon.
·
Putri dari Kesultanan Banten –
Istri politik untuk mempererat hubungan dengan Banten.
Anak-anaknya
Beberapa anak Sultan Agung yang
tercatat dalam sejarah adalah:
·
Amangkurat I (pengganti
Sultan Agung sebagai Raja Mataram ke-3).
·
Pangeran Alit (adik
Amangkurat I, tewas dalam konflik dengan kakaknya).
·
Pangeran Purbaya (terkenal
sebagai pangeran yang menolak tunduk kepada VOC).
Kisah Heroiknya
· Penyerangan
ke Batavia (1628–1629)
Sultan
Agung sangat menentang kehadiran VOC (Belanda) di Nusantara. Pada tahun 1628
dan 1629, ia dua kali menyerang Batavia (sekarang Jakarta) yang saat itu
menjadi pusat kekuasaan Belanda di Hindia Timur.
ü Serangan
Pertama (1628)
Dipimpin
oleh Tumenggung Bahurekso, tapi gagal karena kurangnya pasokan logistik.
ü
Serangan Kedua (1629)
v
Dipimpin oleh Sura Agul-agul dan
Dipati Ukur.
v Sultan Agung menggunakan
taktik "bumi hangus", menghancurkan lumbung padi agar tidak bisa
digunakan oleh VOC.
v
Pasukan Mataram sempat mendekati
benteng Batavia, tetapi kekurangan suplai dan terpaksa mundur.
Meskipun
gagal merebut Batavia, serangan ini membuat Belanda kewalahan dan memperkuat
pertahanan mereka.
· Reformasi
di Mataram
ü Mengukuhkan Islam sebagai agama kerajaan, tetapi tetap
mempertahankan tradisi Jawa.
ü Menyusun Kalender Jawa, menggabungkan kalender Saka
Hindu dengan kalender Hijriyah Islam.
ü Memperluas Wilayah Mataram, hingga mencakup sebagian
besar Pulau Jawa, kecuali Banten dan Batavia.
·
Wafat
Sultan Agung wafat pada 1645 dan dimakamkan di Imogiri, Yogyakarta.
· Peninggalannya
yang masih dikenal hingga kini adalah:
ü Kalender
Jawa (digunakan sampai sekarang).
ü Kompleks
makam raja-raja Mataram di Imogiri.
ü Pengaruh
besar dalam budaya Jawa dan Islam di Indonesia.
Sultan Agung dikenang sebagai pahlawan nasional yang gigih melawan kolonialisme dan membangun kejayaan Mataram Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar