Jumat, 28 Maret 2025

K.H. Anastasius Priharsoyo, S.A: Islam menawarkan pedoman hidup yang lebih baik

 

K.H. Anastasius Priharsoyo, S.Ag., yang awalnya seorang misionaris Katolik seperti kedua orang tuanya, merasa terbatas dalam menjangkau masyarakat miskin dan pecandu di Jawa Tengah karena kecurigaan yang mereka miliki terhadapnya. Ia mulai berpikir bahwa dengan menjadi seorang Muslim, ia bisa lebih diterima dan membantu lebih banyak orang. Setelah mempelajari Al-Qur'an dan meyakini bahwa Islam menawarkan pedoman hidup yang lebih baik dibandingkan dengan Alkitab, ia memutuskan untuk masuk Islam pada tahun 1976.

Delapan tahun setelah memeluk Islam, ia mendirikan Pondok Pesantren Al Islamy, sebuah pusat pendidikan dan rehabilitasi narkoba di Padaan Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo DIY. Meskipun menjadi Muslim, ia tetap mempertahankan beberapa ajaran Katolik dan menolak interpretasi Islam yang eksklusif, seperti mengucilkan non-Muslim. Pesantrennya menjadi pusat pembelajaran dan penyembuhan multikeyakinan yang juga mengadopsi unsur mistisisme Jawa.

Dengan pendekatan yang moderat dan inklusif, ia memberikan pendidikan agama sesuai kepercayaan masing-masing murid—umat Kristen diajarkan oleh seorang pastor, sedangkan umat Islam diajarkan olehnya. Ketika memberikan khotbah mingguan, ia menyesuaikan pendekatan: menggunakan nyanyian Gregorian jika lebih banyak umat Kristen hadir dan bacaan Al-Qur'an jika mayoritas adalah Muslim.

Dalam misinya, Priharsoyo menunjukkan bahwa keyakinan yang berbeda bisa berdampingan secara harmonis, dan dedikasinya terhadap rehabilitasi pecandu narkoba mencerminkan komitmen spiritualnya setelah berpindah keyakinan ke Islam. Sumber: A Faith Healer's Passion | TIME.

Tidak ada komentar:

Paras Kampungku

Ngatini, Sukarno, Suminem, Suyati, Tukiman, dan Wakidi (Mendapat Hidayah: Gunung Kelir Menjadi Saksi Pertambahan Saudara Seiman

Gunung Kelir, sebuah wilayah yang tenang di Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi saksi atas sebuah peristiwa yang men...