Pengikut

Minggu, 31 Maret 2024

Kisah Tentang Raden Rangga Samudra Putra Danang Sutawijaya, Panembahan Senopati Raja Matarma Islam Pertama

 



Raden Rangga adalah anak kedua dari Panembahan Senopati, raja pendiri dinasti Mataram. Dia dikenal sebagai pemuda yang sangat sakti, kuat, dan tidak pernah takut pada siapapun. Namun, sifat cepat marahnya membuatnya mudah memukul siapa pun. 

Suatu hari, seorang pendekar dari Banten datang menantang Panembahan Senopati untuk pilih tanding. Raden Rangga meminta izin untuk menghadapinya, dan permintaannya disetujui untuk menguji kehebatannya.

Pertarungan antara Raden Rangga dan pendekar Banten berlangsung sengit, dengan menggunakan berbagai macam kekuatan. Akhirnya, dengan pukulan tenaga dalam, Raden Rangga keluar sebagai pemenang.

Kemudian, sebuah rombongan pengamen yang memiliki keahlian unik datang ke Mataram. Raden Rangga, berpakaian sederhana, menantang pemimpin rombongan tersebut untuk adu kekuatan. Dengan gagah berani, Raden Rangga menawarkan diri untuk ditarik oleh sepuluh orang sekaligus. Meskipun ditarik dengan keras, ia tetap kokoh di tempatnya. Bahkan dua orang yang mencoba memukulnya akhirnya dibanting ketanah.

Ketika identitas Raden Rangga terungkap, semua orang menjadi terdiam. Panembahan Senopati, ayah Raden Rangga, tidak menyukai kelakuan putranya yang sombong tersebut. Ia kemudian menguji Raden Rangga dengan meminta agar ia mematahkan jari telunjuknya. Namun, Raden Rangga gagal melakukan hal tersebut, bahkan saat dicoba oleh ayahnya sendiri.

Merasa malu, Raden Rangga pergi meninggalkan Mataram menuju Pati. Namun, di tempat pamannya di Pati, Adipati Wasis Wijayakusuma, ia kembali menunjukkan kekuatannya dengan memecahkan sebuah batu besar hanya dengan menabraknya. Meskipun berada di sana dengan sikap baik, Raden Rangga kembali memamerkan kesaktiannya dengan menusukkan pedang ke tubuhnya sendiri.

Ketika kembali ke Mataram, Panembahan Senopati memerintahkan Raden Rangga untuk berguru kepada Ki Juru Martani. Meskipun merasa dirinya sudah sangat sakti, Raden Rangga patuh dan menunggu Ki Juru Martani yang sedang salat Dzuhur. Sambil menunggu, ia iseng menusuk-nusukkan jari ke batu ubin di tempat tersebut, yang membuat Ki Juru Martani kagum akan kekuatannya.

Raden Rangga akhirnya menerima bahwa kesaktiannya masih kalah dibandingkan dengan Ki Juru Martani dan bersedia belajar dari beliau. Namun, dalam perjalanan pulang ke Mataram, ia bertarung sengit dengan seekor ular ganas dan akhirnya tewas terkena gigitan ular tersebut.

Kematiannya
Rupanya karena kehidupan Raden Rangga Samudra yang sering melanggar aturan, menjadi penyebab ia tidak disukai oleh Danang Sutowijaya, Panembahan Senopati. Ia memerintahkan ki Juru Mertani untuk menghukumnya. Tetapi versi yang terkenal, Raden Rama Samudra, diserahkan kepada Nyi Roro Kidul, Istri Panembahan Senopati, untuk diasuhnya di laut selatan. Wallahu a'lam.