Pengikut

Minggu, 14 Juni 2020

Siapa Dia?

Suatu sore menjelang petang, saat itu aku masih bujang, aku nongkrong di depan pintu seorang tetangga. Suasana sepi di kampung pas banget untuk menyendiri. Aku hanya ingin santai, karena memang sedang tak ada kegiatan apapun. Aku diam, melamun dan tak melakukan apapun. Satu hal yang kulakukan, hanya merokok.

Saat menghembuskan asap rokok, sebenarnya ingin membuat asap rokokku itu berbentuk huruf O tapi hal itu tak bisa ku lakukan, tuan rumah, teman sebayaku, teman sekelas waktu Sekolah Dasar, nongol dari selatan rumah. Rumahnya menghadap barat, dan ada halaman di selatan rumah, dan di timur halaman ada pintu dapur. Ia membawa tenggok atau tumbu. Rupanya dia mau wiwit, acara membawa tumpeng dengan pelas sebagai satu-satunya lauk teman makan tumpeng tersebut.

"Yo, ikut aku wiwit ke Cangkring," katanya. Cangkring adalah persawahan di timur laut kampungku. Disebut cangkring karena di pojok desa itu ada sendang yang tumbuh pohon cangkring di dekatnya. Bahkan tanganku pun diseretnya agar aku mau ikut dengannya. Tetapi karena memang aku sedang lagi tak mau berbuat apa-apa, aku hanya ingin nongkrong, aku pun menolaknya. Dia berlalu membawa tenggok berisi tumpeng sambil ngomel marah. Dan aku membiarkannya pergi.

Dua sedotan rokok ku lakukan, tiba-tiba pintu di belakangku terbuka. "Jam segini kok menyendiri, ku temaniya," katanya. Dia ku beri sebatang rokok dan menerimanya. Tapi, tiba-tiba aku teringat, seseorang yang baru saja mengajakku pergi. Temanku ini tadi mengajak aku pergi ke sawah, tapi hanya dalam waktu singkat sudah muncul dari rumah. Baju yang dikenakannya pun berbeda. Yang tadi marah-marah, ini senyam-senyum senang saja.

Pertanyaanku adalah tadi temanku yang ini bukan? Ku tanya dia, "Kok, tak jadi wiwit ke Cangkring?" Dia menjawab, "Wiwit apa? Musim tanam baru saja selesai. Dan bapakku tak mempunyai sawah di Cangkring." "Jadi yang tadi itu bukan kamu?" tanyaku lagi. Eh, dia malah masuk rumah dan tak keluar lagi. Ternyata dia ketakutan. Jadi yang tadi itu adalah ......

Glossary:
  1. Wiwit adalah sebuah ritual yang dilakukan saat menjelang panen, padi mau dipetik, dengan membawa tumpeng, pelas, satu telur rebus, dedaunan tertentu. Dipojok sawah puncak tumpeng dipangkas, telur rebus secuil, sedikit pelas, dan daun-daun tertentu diletakkan. Kemenyan dibakar dan doa dipanjatkan. Sisinya dimakan ramai-ramai oleh yang mengikutinya.
  2. Tumpeng nasi yang dibentuk menyerupai gunung api
  3. Pelas adalah kelapa parut yang dicampuri sedikit garam dan tumbukan ikan asin lalu dikukus, biasanya dibungkus daun pisang.

Tidak ada komentar: