Pengikut

Rabu, 22 Juli 2020

Siapa Tadi?

Sudah beberapa hari, bahkan lebih dari seminggu, istriku sakit gigi. Dan sudah beberapa kali istriku harus pergi ke dokter gigi langganannya. Hari itu dia memunyai jadwal pergi ke dokter gigi lagi. Ia harus antri dari pagi, karena pak dokter tidak menerima pendaftaran melalui telepon. Bila tidak dari pagi, pastilah mendapatkan nomor urut besar, bisa-bisa diperiksa sampai jam 11 malam, bahkan pernah ada yang sampai jam 1 malam.

Hari itu aku sedang dijadwal Work from office di madrasahku. Jam 12 siang, handphoneku berdering. Whattsappku menampilkan wajah istriku. Ia memintaku menggantikannya antri karena ia harus menghadiri rapat di kantornya walau ia sedang dijadwal work from home pada jam 15 di kantornya. Disepakati jam 2 siang aku menggantikannya.

Jam setengah dua aku pulang cepat, takut terlambat. Satu kilo dari tempat pak dokter gigi praktek, ku melihat dan berpapasan Honda Beat AB sekian-sekian NL. Rupanya istriku takut terlambat. Eh dia ngebut, tanpa menghiraukan klaksonku. Ku coba berputar arah mengejarnya hanya sekedar bertanya apakah aku jadi menggantinya antri. Ya, Allah dia ngebut. Ku tak mampu mengejarnya. Mungkin dia marah, karena aku terlambat, atau mungkin dia takut terlambat menuju kantornya. 

Aku berhenti, dan mengambil handphoneku. Buka WA dan pijit-pijit. "Bu, aku jadi ngantri tidak?" tanyaku lewat WA. Tak menunggu satu menit ada jawaban, "Hiyalah, mosok ngga jadi." Ah sebenarnya aku sudah kecewa. Tadi dikejar-kejar, ia tak acuh-acuh padaku. Giliran ditanya lewat HP, ia cepat menjawab.

Akhirnya pelan-pelan aku berputar menuju ke tempat dokter gigi praktik. Sampai di tempat yang dituju, aku disambut seseorang. "Ah, bapak, ditunggu-tunggu kok lama sekali," ada nada marah seorang wanita. Batinku, "Syukur. Ada yang dimarah istrinya juga." Ternyata dia bukan orang lain. Dia istriku yang ku sayang. Lalu yang ku kejar-kejar tadi siapa?


Senin, 06 Juli 2020

BOLEHMYA MENINGGALKAN SHALAT JUMAT, BILA SHALAT IDUL ADHA JATUH PADA HARI JUMAT

Pernahkan Pada Masa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam Hari Raya Bertepatan dengan Hari Jumat?
Berikut adalah data astronomis ijtimak awal bulan pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
1.       Idul Fithri 6 H
Berdasarkan ilmu hisab, ijtimak menjelang 1 Syawal 6 Hijriah bertepatan dengan Kamis, 11-02-628 M, pukul 05.32, dan saat matahari terbenam pukul 18.21 tinggi hilal adalah 03o 34’ 44” di atas ufuk. Secara ilmu hisab wujudul hilal maupun imkanurukyat dapat ditetapkan bahwa tanggal 1 Syawal 6 H datang bertepatan dengan Jumat 12-02-628 M
 2.       Idul Adha
Ijtimak menjelang 1 Dzul Hijjah 5 H terjadi pada Selasa, 21-04-627, pukul 11.08. Pada saat matahari terbenam pukul 18.50, tinggi hilal 01o 50’ 47” di atas ufuk. Hisab wujudul hilal  menyatakan hari Rabu 22-04-627 H adalah tanggal 1 Dzul Hijjah dan 10 Dzul Hijjah 5 H jatuh pada hari Jumat 1-05-627 H.
Ijtimak menjelang 1 Dzul Hijjah 8 H terjai pada Senin, 19-03-630 M, pukul 11.08. Saat matahari tenggelam, hilal pada ketinggian 03o 57’ 31” di bawah ufuk. Sehinga secara hisab wujudul hilal, Selasa 20-03-630 M masih tanggal 30 Dzul Qa’dah. Tanggal 1 Dzul Hijjah bertepatan dengan Rabu 21-03-630 M dan Idul Adha 10 Dzul Hijjah 8 H bertepatan dengan Jumat 30-03-630 M

Boleh Meninggalkan Shalat Jumat
Berdasarkan
سنن أبي داود - (ج 3 / ص 270)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ الشَّامِيِّ قَالَ: شَهِدْتُ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ وَهُوَ يَسْأَلُ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ قَالَ أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ فَقَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ
Sunan Abu Dawud (3.270)
Muhammad bin Katsir menceritakan kepada kami, Israil mengabarkan kepada kami, ‘Ustman bin al-Mughirah menceritakan kepada kami, dari Iyas bin Abu Ramlah Asy-Syami, ia berkata, "Saya pernah menyaksikan Muawiyah bin Abu Sufyan sedang bertanya kepada Zaid bin Arqam, ia berkata, "Apakah anda pernah menyaksikan bersama Rasulullah SAW, dua hari raya bertepatan dalam satu hari? "Jawabnya, "Ya." Muawiyah berkata, "Bagaimanakah beliau melakukannya?" Jawabnya, 'Beliau mengerjakan shalat led, lalu memberi keringanan dalam shalat Jum 'at. " Lalu beliau bersabda, "Barangsiapa yang mau shalat (Jum 'at), maka hendaknya ia mengerjakannya!" (Shahih)
Faedah hadist
  1. Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, pernah shalat ‘Id bertepatan pada hari Jumat
  2. Rasulullah dan para sahabat mengerjakan shalat ‘Id
  3. Rasulullah memberikan keringanan untuk meninggalkan shalat Jumat
 سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 198)
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ الشَّامِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا سَأَلَ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ هَلْ شَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ فِي يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ ثُمَّ قَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ
Sunan ibn Majah (4/198)
Nashr bin ‘Aliy al-Jahdlamiy menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari ‘Ustman bin al-Mughirah dari Iyas bin Abu Ramlah Asy-Syami, ia berkata, "Aku mendengar seorang laki-laki bertanya kepada Zaid bin Arqam bertanya, 'Apakah kamu pernah menyaksikan bersama Rasulullah SAW dua buah hari raya bertemu dalam satu hari?" Ia menjawab, "Ya," Lalu laki-laki tersebut bertanya, "Lalu bagaimana yang dilakukan Rasulullah?" Ia menjawab, "Beliau shalat hari raya, kemudian pulang, kemudian beliau mengambil rukhshah shalat Jum'at (tidak shalat Jumat) kemudian beliau bersabda, "Siapa yang ingin shalat maka shalatlah." Shahih
Faedah hadist:
  1. Pada zaman Rasulullah pernah shalat ‘Id jatuh pada hari Jumat
  2. Rasulullah mengerjakan shalat ‘Id, dan meninggalkan shalat Jumat
  3. Tetapi Rasulullah pun menyatakan barang siapa ingin mengerjakan shalat ‘Id, ia boleh mengerjakannya 
سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 199)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنِي مُغِيرَةُ الضَّبِّيُّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ اجْتَمَعَ عِيدَانِ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنْ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Sunan Ibn Majah (4/199)
Muhammad bin al-Mushafa al-Himshi menceritakan kepada kami, Baqiyah menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Mughirah adl-Dlabi menceritakan epadaku, dari Abdul’Aziz bin Rufai’ dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Dua hari raya telah berkumpul di hari kalian ini, maka siapa yang ingin shalat hari raya maka ia telah mencukupi dari shalat jum'at, dan kami semua akan melakukan shalat Jum'at jika Allah mengizinkan." Shahih
Faedah hadist
  1. Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, pernah terjadi shalat Id bertepatan dengan hari Jumat 
  2. Rasulullah menyatakan shalat hari raya telah mencukupi shalat jumat
  3. Kaum Muslimin diberi keringanan untuk meninggakan shalat Jumat
  4. Akan tetapi Rasulullah dan sebagian besar Sahabatnya tetap mengerjakan shalat Jumat
 Rasulullah Tetap Mengerjakan Shalat Jumat
سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 199)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنِي مُغِيرَةُ الضَّبِّيُّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ اجْتَمَعَ عِيدَانِ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنْ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Sunan Ibn Majah (4/199)
Muhammad bin al-Mushafa al-Himshi menceritakan kepada kami, Baqiyah menceritakan kepada kami, Syu’bah menceritakan kepada kami, Mughirah adl-Dlabi menceritakan epadaku, dari Abdul’Aziz bin Rufai’ dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Dua hari raya telah berkumpul di hari kalian ini, maka siapa yang ingin shalat hari raya maka ia telah mencukupi dari shalat jum'at, dan kami semua akan melakukan shalat Jum'at jika Allah mengizinkan." Shahih
Faedah hadist
  1. Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, pernah terjadi shalat Id bertepatan dengan hari Jumat
  2. Rasulullah menyatakan shalat hari raya telah mencukupi shalat Jumat
  3. Kaum Muslimin diberi keringanan untuk meninggakan shalat Jumat
  4. Akan tetapi Rasulullah dan sebagian besar Sahabatnya tetap mengerjakan shalat Jumat
Rasulullah Pernah Meninggalkan Shalat Jumat
Berdasarkan
سنن ابن ماجه - (ج 4 / ص 198)
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ عَنْ إِيَاسِ بْنِ أَبِي رَمْلَةَ الشَّامِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا سَأَلَ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ هَلْ شَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِيدَيْنِ فِي يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ كَانَ يَصْنَعُ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِي الْجُمُعَةِ ثُمَّ قَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيُصَلِّ
Sunan ibn Majah (4/198)
Nashr bin ‘Aliy al-Jahdlamiy menceritakan kepada kami, Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Israil menceritakan kepada kami dari ‘Ustman bin al-Mughirah dari Iyas bin Abu Ramlah Asy-Syami, ia berkata, "Aku mendengar seorang laki-laki bertanya kepada Zaid bin Arqam bertanya, 'Apakah kamu pernah menyaksikan bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dua buah hari raya bertemu dalam satu hari?" Ia menjawab, "Ya," Lalu laki-laki tersebut bertanya, "Lalu bagaimana yang dilakukan Rasulullah?" Ia menjawab, "Beliau shalat hari raya, kemudian pulang, kemudian beliau mengambil rukhshah shalat Jum'at -tidak shalat- kemudian beliau bersabda, "Siapa yang ingin shalat maka shalatlah." Shahih
Faedah hadist:
  1. Pada zaman Rasulullah pernah shalat ‘Id jatuh pada hari Jumat
  2. Rasulullah mengerjakan shalat ‘Id, dan meninggalkan shalat Jumat
  3. Tetapi Rasulullah pun menyatakan barang siapa ingin mengerjakan shalat ‘Id, ia boleh mengerjakannya
Para Sahabat ada yang meninggalkan shalat Jumat dan ini dibenarkan oleh para Sahabat yang lain.
Berdasarkan
سنن أبي داود - (ج 3 / ص 273)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى وَعُمَرُ بْنُ حَفْصٍ الْوَصَّابِيُّ الْمَعْنَى قَالَا حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْمُغِيرَةِ الضَّبِّيِّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَدْ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ هَذَا عِيدَانِ فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنْ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ
Sunan Abu Dawud (3/273)
Muhammad bin al-Mushafa dan ‘Umar bin Hafsh al-Washabi al-Ma’na menceriakan kepada kami, Baqiyah menceritakan kepada kami, Su’bah menceritakan kepada kami al-Mughirah al-Dlabay dari ‘Abdul Aziz bin Rufai’ dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda, "Pada harimu ini (Jum 'at), telah berkumpul dua hari raya. Barangsiapa yang ingin, maka shalat di hari rayanya ini sudah mencukupi shalat Jum'atnya. Namun kami akan tetap mengerjakan shalat Jum'at. " {Shahih).
Faedah Hadist:
  1. Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah shalat Id bertepatan pada hari Jumat
  2. Rasulullah menegaskan bahwa shalat Id sudah mencukupi sebagai shalat Jumat
  3. Akan tetapi Rasulullah tetap menyelenggarakan shalat Jumat 
سنن أبي داود - (ج 3 / ص 271)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَرِيفٍ الْبَجَلِيُّ حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ:
صَلَّى بِنَا ابْنُ الزُّبَيْرِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ أَوَّلَ النَّهَارِ ثُمَّ رُحْنَا إِلَى الْجُمُعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْنَا فَصَلَّيْنَا وُحْدَانًا وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ بِالطَّائِفِ فَلَمَّا قَدِمَ ذَكَرْنَا ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ أَصَابَ السُّنَّةَ
Sunan Abu Dawud (3/271) – Muhammad bin Tharif al-Bajali menceritakan kepada kami, Asbath menceritakan kepada kami dari al-A’masy dari Atha' bin Abu Rabah, ia berkata, "Ibnu Zubair pernah mengerjakan shalat bersama kami pada hari raya di hari Jum 'at, di awal hari (pagi), kemudian kami pergi shalat Jum'at, namun ia tidak keluar kepada kami, maka kami shalat sendiri-sendiri. Ibnu Abbas waktu itu sedang berada di Tha'if. Setelah datang, kami sampaikan hal itu kepadanya, maka ia berkata, "Dia telah mengerjakan sunnah. " {Shahih)
Faedah hadist
  1. Pada masa Ibn Zubair, pernah shalat Id bertepatan dengan hari Jumat
  2. Ibn Zubair dan kaum Muslimin mengerjakan shalat ‘Id pada pagi hari
  3. Saat tiba waktu shalat Jumat, Ibn Zubair tidak ke luar menuju (mendatangi) masjid untuk menunaikan shalat Jumat
  4. Maka kaum Muslimin shalat sendiri-sendiri di masjid
  5. Hal tersebut ditanyakan kepada Abdullah bin ‘Abbas, dan beliau menyatakan bahwa perbuatan Abdullah bin Zubair sesuai dengan sunnah (apa yang dilakukan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam) 
سنن أبي داود - (ج 3 / ص 272)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ قَالَ عَطَاءٌ: اجْتَمَعَ يَوْمُ جُمُعَةٍ وَيَوْمُ فِطْرٍ عَلَى عَهْدِ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَقَالَ عِيدَانِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ فَجَمَعَهُمَا جَمِيعًا فَصَلَّاهُمَا رَكْعَتَيْنِ بُكْرَةً لَمْ يَزِدْ عَلَيْهِمَا حَتَّى صَلَّى الْعَصْرَ
Sunan Abu Dawud (3/272)
Yahya bin Khalaf menceritakan kepada kami, Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami, dari Ibn Juraij, ia berkata, Atha, ia berkata, "Pernah bertepatan hari Jum 'at dan hari raya pada masa Ibnu Zubair, lalu ia berkata, 'Dua hari raya terjadi dalam satu hari, maka keduanya dikumpulkan, beliau mengerjakan shalat untuk keduanya dua rakaat di pagi hari, tidak menambah dari dua rakaat, sehingga beliau mengerjakan shalat Ashar.'" {Shahih).
Faedah hadist
  1. Pada masa Abdullah bin Zubair, pernah shalat Id bertepatan dengan hari Jumat
  2. Ibn Zubair dan kaum Muslimin mengerjakan shalat ‘Id pada pagi hari
  3. Sampai shalat ‘Ashar beliau tidak menambah shalatnya (tidak menunaikan shalat Jumat dan mungkin juga tidak menunaikan shalat dzuhur) 
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 2 / ص 92)
حدثنا أبو أسامة عن هشام بن عروة عن وهب بن كيسان قال اجتمع عيدان في يوم فخرج عبد الله بن الزبير فصلى العيد بعد ما ارتفع النهار ثم دخل فلم يخرج حتى صلى العصر قال هشام فذكرت ذلك لنافع أو ذكر له فقال ذكر ذلك لابن عمر فلم ينكره.
Mushnaf Ibn Abi Syaibah (2/92)
Abu ‘Usamah menceritakan kepada kami dari Hisyam bin ‘Urwah dari Wahb bin Kisan, ia berkata, “Berkumpul dua hari raya dalam satu hari, maka ‘Abdullah bin Zubair keluar lalu shalat ‘Id setelah hari sudah tinggi (agak siang) kemudian masuk, maka ia tidak keluar hingga shalat ‘Ashr. Hisyam berkata, “Maka aku sampaikan hal itu kepada Nafi’ atau ia menyampaikan kepadanya.” Maka Nafi’ menyampaikan hal itu kepada Ibn ‘Umar dan ia tidak mengingkarinya.””
Faedah hadist
  1. Pada Ibn Zubair pernah shalat Id bertepatan pada hari Jumat
  2. Ibn Zubair mengerjakan shalat Id pada pagi hari
  3. Dan Ibn Zubair tidak mengerjakan shalat Jumat
  4. Ibn ‘Umar tidak menyalahkan apa yang dilakukan Ibn Zubair
Shalat Dzuhur Sebagai Pengganti Shalat Jumat
Berdasarkan
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 2 / ص 92)
حدثنا هشيم عن منصور عن عطاء قال اجتمع عيدان في عهد ابن الزبير فصلى بهم العيد ثم صلى بهم الجمعة صلاة الظهر أربعا.
Mushnaf Ibn Abi Syaibah (2/92)
Hasyim menceritakan kepada kami dari Manshur dari ‘Atha, ia berkata, “Telah berkumpul dua hari raya pada masa az-Zubair, maka ia shalat dengan mereka Shalat Id, kemudian shalat bersama mereka shalat Jumat dengan shalat dzuhur empat rakaat.
Faedah hadist:
  1. Pada Ibn Zubair pernah shalat Id bertepatan pada hari Jumat
  2. Ibn Zubair mengerjakan shalat Id pada pagi hari Jumat
  3. Dan Ibn Zubair tidak mengerjakan shalat Jumat tetapi mengerjakan shalat dzuhur
Ada juga Suahabat Rasulullah yang Memilih untuk Tidak Mengerjakan Shalat Jumat dan Shalat Dhuhur. 
مصنف ابن أبي شيبة - (ج 2 / ص 92)
حدثنا أبو الأحوص عن عبد الاعلى عن أبي عبد الرحمن قال اجتمع عيدان على عهد علي فصلى بالناس ثم خطب على راحلته فقال : يا أيها الناس من شهد منكم العيد فقد قضى جمعته إن شاء الله.
Mushnaf Ibn Abi Syaibah (2/92)
Abu al-Ahwash menceritakan kepada kami dari ‘Abdul-A’la dari Abi ‘Abdurrahman, ia berkata, “Dua hari raya (Id dan Jumat) bersamaan pada masa ‘Ali (bin Abi Thalib), lalu ia shalat bersama manusia kemudian khutbah di atas kendaraannya, lalu ia berkata, “Wahai sekalian manusia, barang siapa diantara kalian telah melaksanakan (shalat) ‘Id, maka sungguh ia telah mengerjakan shalat Jumatnya, insyaallah.”
Faidah hadist:
  1. Pada masa Ali bin Abi Thalib hari Idul Fithri bertepatan dengan hari Jumat
  2. Ali menjadi imam shalat Idul Fithri
  3. Ali berkhutbah dan mengatakan bahwa siapapun yang sudah melakukan shalat ‘Id maka berarti ia sudah melakukan shalat Jumat.
 سنن أبي داود - (ج 3 / ص 272)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ قَالَ عَطَاءٌاجْتَمَعَ يَوْمُ جُمُعَةٍ وَيَوْمُ فِطْرٍ عَلَى عَهْدِ ابْنِ الزُّبَيْرِ فَقَالَ عِيدَانِ اجْتَمَعَا فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ فَجَمَعَهُمَا جَمِيعًا فَصَلَّاهُمَا رَكْعَتَيْنِ بُكْرَةً لَمْ يَزِدْ عَلَيْهِمَا حَتَّى صَلَّى الْعَصْرَ
Sunan Abu Dawud (3/272)
Yahya bin Khalaf menceritakan kepada kami, Abu ‘Ashim menceritakan kepada kami, dari Ibn Juraij, ia berkata, Atha, ia berkata, "Pernah bertepatan hari Jum 'at dan hari raya pada masa Ibnu Zubair, lalu ia berkata, 'Dua hari raya terjadi dalam satu hari, maka keduanya dikumpulkan, beliau mengerjakan shalat untuk keduanya dua rakaat di pagi hari, tidak menambah dari dua rakaat, sehingga beliau mengerjakan shalat Ashar.'" {Shahih).
Faedah hadist
  1. Pada masa Abdullah bin Zubair, pernah shalat Id bertepatan dengan hari Jumat
  2. Ibn Zubair dan kaum Muslimin mengerjakan shalat ‘Id pada pagi hari
  3. Sampai shalat ‘Ashar beliau tidak menambah shalatnya (tidak menunaikan shalat Jumat dan mungkin juga tidak menunaikan shalat dzuhur) 
Bagaimana kita sebaiknya?
Berdasarkan hadist-hadist di atas dapatlah kita simpulkan
  1. Meskipun kita sudah mengerjakan shalat Idul Adha pada pagi hari Jumat, sebaiknya kita tetap melaksanakan shalat Jumat bila masjid terdekat dengan kita tetap menyelenggarakan shalat Jumat, apalagi kita mudah mencapai masjid, tidak ada kesibukan, bukan anggota kepanitiaan pembagian daging korban.
  2. Bila rumah kita jauh dari masjid yang menyelenggarakan shalat Jumat, atau kepentingan yang sangat penting atau sedang sibuk dengan suatu urusan, boleh kita meninggalkan shalat Jumat