Pengikut

Kamis, 18 Juni 2020

Pencak Silat Phasadja Mataram




Secara bahasa nama Phashadja, apabila diurai yaitu Pha dari phasa atau puasa, Sha dari shandjata atau senjata, dan Dja dari djumedul atau timbul, mengandung makna keluarnya senjata melalui sarana puasa, sehingga murid-murid Phashadja Mataram selain digembleng fisik juga ketika kenaikan tingkat harus lulus riyadhoh puasa dan sholat malam.


KRT Soetardjonegoro, pendiri Phashadja, dan Pendekar Besar Pertama


Phashadja Mataram didirikan oleh K.R.T. Soetardjonegoro pada tanggal 20 Oktober 1950 di Yogyakarta. Perguruan yang berpusat di Jalan Gayam Mangkukusuman ini hanya menerima anggota laki-laki yang sudah baligh karena laki-laki akan diberi pendidikan untuk menjadi seorang imam bagi dirinya sendiri, keluarga, dan kelak apabila menjadi pemimpin. Selain itu juga bertujuan untuk menghindarkan dari pikiran-pikiran yang negatif. Murid tidak hanya dilatih ketangkasan dalam membela diri saja, tetapi juga diberi pendidikan akhlak agar dapat menjadi orang yang bertata krama, mempunyai sopan santun, dan tidak beringas.


Phashadja Mataram merupakan perguruan yang semi organisasi, yang menjadi pemimpin atau pendekar besar hanya keturunan langsung dari K.R.T. Soetardjonegoro. Bendekar Besar sekarang dipegang oleh putra beliau.
KRT Soetardjonegoro, adalah seorang putra asli Paras (dahulu Kelurahan Paras) Banjarasri Kalibawang Kulon Progo. Ia juga putra Lurah Paras, R. Partodikoro (atau Sopawiro), dari istri keempat yang bernama mBok Kelek.
KRT Soetardjonegoro juga dikenal sebagai "Bung Tardjo" pada masa perjuangan melawan penjajah, yang telah diabadikan menjadi sebuah nama jalan di kota Yogyakarta yaitu di Jalan Bung Tardjo Mangkukusuman (Gayam), sekaligus berdekatan dengan lokasi rumah KRT Soetardjonegoro (Pengurus Besar Perguruan Pencak Silat PHASHADJA MATARAM Yogyakarta)
Drs. H. Tri Kaloka, B.Sc, Occ, Pendekar Besar Kedua (1982-2007)

Paras, 18 Juli 2020

Tidak ada komentar: