Pengikut

Senin, 29 Mei 2023

Aryo Penangsang, Raja Ke-5 Demak

Garis Keturunan

Aryo Penangsang adalah cucu Raden Patah, Raja Demak Bintoro Pertama. Ayahnya adalah Surowiyoto atau Raden Kikin, yang setelah meninggal dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Sedo Ing Lepen, karena ia terbunuh oleh utusan Sultan Trenggono dan dibunuh di sebuah sungai. Ibu Aryo Penangsang adalah putri penguasa Jipang sehingga ia bisa mewarisi kedudukan kakeknya sebagai penguasa Jipang. Arya Penangsang mempunyai sudara bernama Aryo Mataram.

Kematian Raden Surowiyoto atau Raden Kikin ayah Aryo Penangsang

Tahun 1521 M anak pertama Raden Patah yang bernama Adipati Kudus atau Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor gugur dalam perang Laut di Selat Malaka melawan pasukan Portugis. Kedua adiknya, Raden Kikin dan Raden Trenggana berebut takhta.  Pada saat itu Raden Kikin memiliki 2 orang putra yang bernama Arya Penangsang dan Arya Mataram, sedangkan Raden Trenggana memiliki putra pertama bernama Raden Mukmin atau yang disebut juga sebagai Sunan Prawoto. Raden Mukmin mengutus seseorang untuk membunuh pamannya yang bernama Raden Kikin sepulang Salat Jumat di tepi sebuah sungai dengan menggunakan Keris Kyai Setan Kober yang dicurinya dari Sunan Kudus. Sejak saat itu, Raden Kikin terkenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda ing Lepen. Dengan begitu maka RadenTrenggana menjadi pewaris tahta Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Trenggana.

Nama "Penangsang" diperoleh Arya saat sang ayah terbunuh di tepian sungai, dan Arya Penangsang pun duhanyutkan ke sungai dan “temangsang” atau nyankut di sebuah pohon kecil. Ia ditemukan dan diselamatkan oleh Sunan Kudus. Sejak saat itu, Sunan Kudus memanggilnya Arya Penangsang, dan Arya Penangsang beguru kepadanya. Sunan Kudus sangat menyintainya dan bersimpati pada nasibnya.

Menjadi Adi Pati Jipang Panolan

Sepeninggal ayahnya, Arya Penangsang menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Jipang Panolan saat usianya belum dewasa. Ia dibantu oleh patih setia bernama Matahun dan seorang panglima perang bernama Tohpati. Jipang Panolan adalah suatu wilayah yang kini bernama Cepu di Kabupaten Blora Jawa Tengah.

Walaupun ia kini menjadi Adipati, ia tak bisa melupakan dendam atas kematian ayahnya, Raden Kikin. Ia berusaha menyusun kekuatan untuk merebut tahta di Demak Bintoro.

Membalas Dendam

Sepeninggal Sultan Trenggono wafat di daerah Panarukan Situbondo untuk memperluas kekuasaan pada tahun 1546, Raden Mukmin atau Sunan Prawoto menggantikan Sultan Trenggono sebagai Raja Demak. Pemerintahan ia pindah dari Bintoro ke daerah yang bernama Prawoto. Raden pun bergelar Sunan Prawoto.

Kesempatan tiba, pemerintahan Sunan Prawoto lemah, Arya Penangsang pada 1549, membalas kematian ayahnya, Raden Kikin dengan mengirim utusan bernama Rangkud untuk membunuh Sunan Prawoto dengan Keris Kyai Setan Kober. Rangkud sendiri tewas dalam upayanya membunuh Sunan Prawoto. Dendam terbalaskan.

Menjadi Raja Demak

Dengan terbunuhnya Sunan Prawoto, maka tahta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Arya Penangsang, yang kemudian memindahkan pusat kekuasaan ke Jipang Panolan, sehingga Kerajaan Demak mendapat sebutan Demak Jipang. Ini terjadi pada tahun 1549

Wafat
Arya Penangsang mempunyai banyak musuh dalam kerabat-kerabatnya. Musuh yang utama adalah keturunan dan kerabat Sultan Trenggono. Dendam atas kematian ayahnya, Arya Penangsang lalu berusaha membunuh keturunan Sultan Trenggono. Ia memerintahkan pembunuhan Sunan Prawoto dan istrinya, Pangeran Hadirin. Arya Penangsang juga berseteru dengan Adipati Hadiwijoyo, menantu Sultan Trenggono, yang menjadi Adipati Pajang, bahkan berusaha membunuhnya walau tidak berhasil. Aryo Penangsang mempunyai banyak musuh. Pada tahun 1554, akhirnya ia terbunuh dalam laga peperangan yang penuh instrik oleh utusan Adipati Hadiwijoyo. Ia terbunuh dalam perkelahian dengan Sutomijoyo putra Ki Ageng Pemanahan. Sutowijoyo juga sebagai anak angkat tertua, bahkan dianggap anak tertua Adipati Hadiwijoyo. Dengan kematiannya, kerajaan Demak dipindah ke Pajang, tibalah masa Demak Pajang. Hadiwijoyo menjadi Sultan Demak Pajang.  



Minggu, 28 Mei 2023

Sunan Prawoto: Raja Demak ke-4

https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=nRmCDVJR&id=9A7816E28B5CC33E7BA3CABA633328CCED682083&thid

Antara Sultan Trenggono dan Pangeran Kikin

Sultan Trenggono mempunyai kakak bernama ipar bernama Unus dan seorang kakak laki-laki bernama Kikin. Saat raja Demak Bintoro wafat ia digantikan oleh Unus yang masih berusia muda,  demikian juga Pangeran Kikin dan Sultan Trenggono pun masih muda. Akan tetapi Sultan Trenggono sudah mempunyai putra, Sunan Prawoto atau Pangeran Mukmin jauh hari sebelum Unus menjadi raja. Saat Unus wafat ketika melawan Portugis di Malaka, ia tidak memiliki seorang putra pun. Sementara itu Sunan Prawoto sudah berumur belasan. Pangeran Kikin, adik Sultan Trenggono, juga mempunyai putra yang lebih muda dari Sunan Prawoto.

Dengan gugurnya Unus, ada perselisihan antara Trenggono dan Kikin, yaitu perselisihan siapa yang berhak naik tahta. Mereka berebut tahta. Sunan Prawoto berusaha membantu ayahnya, Sultan Trenggono, naik tahta dengan menyingkirkan Pangeran Kikin, pamannya. Sunan Prawoto menyuruh seseorang (KI Suroyoto) membunuh Pangeran Kinkin. Pangeran Kinkin pun tewas selepas mengerjakan ibadah shalat Jumat, ia tertusuk pusaka Kyai Setan Kober yang dicuri dari rumah Sunan Kudus. Raden Kikin dihanyutkan atau terbunuh di Sungai. Maka ia mendapat sebutan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Dengan begitu, Sultan Trenggono kemudian menjadi raja Demak Bintoro.

Sunan Prawoto Naik Tahta

Sepeninggal Sultan Trenggono pada 1546 di Panarukan Situbondo atau Pasuruhan, Raden Mukmin diangkat menjadi raja. Sayang ia tidak mempunyai kemampuan di bidang politik dan pemerintahan. Ia lebih menyukai hidup sebagai pemuka agama. Sementara banyak daerah kekuasaanya berkembang, dan maju, berusaha memisahkan diri. Kerajaan Demak Bintoro tidak lagi bersinar, dan tidak aman. Demak tak mampu lagi mengontrol satu per satu wilayahnya. Kerajaan dipindahnya dari Bintoro ke Prawoto (sekarang di Sukolilo Pati). Oleh karenanya, ia terkenal dengan gelarnya, Sunan Prawoto.

Sunan Prawoto Mangkat

Setelah Sultan Trenggono wafat, di Demak ada dua tokoh yang kuat yaitu Aryo Penangsang di Jipang dan Hadiwijaya bupati Pajang. Aryo Penangsang adalah anak dari Pangeran Sekar Sedo Lepen atau Raden Kikin. Aryo Penangsang mempunyai dendam tehadap Sunan Prawoto yang merencanakan pembunuhan ayahnya, Raden Kikin. Ia mengirimkan salah satu orang kepercayaannya (Rangkud) untuk membunuh Sunan Prawoto. Akhirnya Sunan Prawoto dan istrinya wafat, demikian juga utusan Aryo Penangsang. Itu terjadi pada tahun 1549.

 

Bolehkah Orang yang Berkorban Menikmati Daging Hewan Korbannya: Orang berkorban kok masih minta bagian daging dari hewan korbannya

    Bedugul Bali

Suatu kali saat merayakan Idul Adha, seseorang yang menempatkan hewan korbannya di dusun sebelah tempat dia tinggal, sekitar 50 meter dari rumahnya. Tentu saja ia berniat dengan ikhlas, mengharap ridlo Allah subhanahu wa ta’ala dan mendekatkan diri kepadaNya. Ia pun berharap bisa menyantap sebagan kecil daging hewan kerjanya pada siang harinya. 

Tibalah saatnya, karena ia tidak ingin merepotkan panitia korban, datanglah ia ke lokasi penyembelihan hewan korbannya. Lalu ia bertanya kepada salah satu panitia,” Mas, mana daging korban bagian saya? Ibune sudah menunggue.”

Si panitia tersebut bingung harus menjawab apa karena semua daging sudah disalurkan begitu juga panitia yang lain. Lalu ada panitia yang lain menjawab, “Lo, Bapak kan yang berkorban. Mosok minta bagian. Bapak itu berkorban ikhlas tidak. Kalau niat berkorban ya tidak usah diminta lagi kok. Mosok memberi diminta lagi.”

Pemilik hewan korban hanya bisa diam, tak lagi berkata apapun lalu pulang. Dan peristiwa yang sama terjadi di tempat yang sama pada tahun berikutnya. Panitia menganggap bahwa orang yang berkorban tidak boleh minta bagian daging dari hewan yang ia korbankan.

Rupanya mereka masih perlu diajak mengaji fikih ringan tentang korban ini, siapa saja yang berhak menerima bagian daging hewan korban. Mari kita lihat dalil-dalil berikut ini.

Dalil dari Alquran

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.  (Alhajj: 36)

Ayat ini masih satu rangkaian dengan ayat disyariatkanya ibadah kurban. Ayat ini menerangkan bahwa orang yang diperintah untuk mengambil atau memakan sebagian daging hewan korban, dan kemudian mensedahkan sisanya kepada orang yang meminta, dan yang tidak memintanya. Jadi orang yang berkorban berhak mengambil sebagian daging hewan korbannya, bahkan yang berkorban memang sebaiknya melakukannya.

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ضَحَّى مِنْكُمْ فَلَا يُصْبِحَنَّ بَعْدَ ثَالِثَةٍ وَبَقِيَ فِي بَيْتِهِ مِنْهُ شَيْءٌ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ نَفْعَلُ كَمَا فَعَلْنَا عَامَ الْمَاضِي قَالَ كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا فَإِنَّ ذَلِكَ الْعَامَ كَانَ بِالنَّاسِ جَهْدٌ فَأَرَدْتُ أَنْ تُعِينُوا فِيهَا

Salamah bin Al Akwa' dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa saja di antara kalian yang berkurban, janganlah menyisakan daging kurban di rumahnya melebihi tiga hari." Pada tahun berikutnya orang-orang bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah kami harus melakukan sebagaimana yang kami lakukan pada tahun lalu?" beliau bersabda: "Makanlah daging kurban tersebut dan bagilah sebagiannya kepada orang lain serta simpanlah sebagian yang lain, sebab tahun lalu orang-orang dalam keadaan kesusahan, oleh karena itu saya bermaksud supaya kalian dapat membantu mereka." (Shahih al-Bukhari)

 

Hadits ini menerangkan bahwa bila masa paceklik, orang-orang kekurangan bahasan makan, orang yang berkorban tidak boleh menyimpan daging korbannya melebihi tiga hari. Ini berarti orang yang berkorban tetap diperkenankan mengambil daging dari hewan korbannya, tetapi tidak oleh banyak-banyak karena harus berbagi dengan selainnya untuk memenuhi bahan pangan mereka.

 

Tahun berikutnya saat musim paceklik sudah berlalu, Rasulullah memerintahkan orang yang berkorban untuk mengkonsumsinya, untuk membagi kepada orang lain, dan menyimpan sebagai cadangan bahan makan.

 

Kesimpulannya, kalau kita jadi panitia penyembelihan hewan korban pada Idul Adha, hendaknya kita mengutamakan orang yang berkorban terlebih dulu, baru membagikan daging hewan korban kepada kaum Muslimin lainnya.

Minggu, 07 Mei 2023

Idul Adha 1444 H - Kemungkinan Beda Hari Lagi



Menurut Muhammadiyah: Idul Adha 1444 H, pada Rabu Kliwon, 28 Juni 2023.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat no. 1/MLM/0.1/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzul Hijjah 1444 H. Salah satu materi dalam maklumat tersebut adalah berdasarkan Hisab Haqiqi Wujudul Hilal, awal Dzul Hijjah adalah sebagai berikut:

  1. Pada hari Ahad Kliwon, 29 Zulkaidah 1444 H bertepatan dengan 18 Juni 2023 M, ijtimak jelang Zulhijah 1444 H terjadi pada pukul 11:39:47 WIB. 
  2. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta yang terletak pada = -07. 48 dan  = 110. 21 BT ) = +01derajat 00 menit  25 detik (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam itu Bulan berada di atas ufuk. 
  3.  Tanggal 1 Zulhijah 1444 H jatuh pada hari Senin Legi, 19 Juni 2023 M. 
  4. Hari Arafah (9 Zulhijah 1444 H) jatuh pada hari Selasa Wage, 27 Juni 2023 M. 
  5. Iduladha (10 Zulhijah 1444 H) jatuh pada hari Rabu Kliwon, 28 Juni 2023 
Menurut Pemerintah: Masih melalui sidang Isbat dan Rukyatul Hilal

Imkanur Rukyat

Salah satu metode yang digunakan Pemerintah dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab untuk menentukan apakah ketinggian awal bulan sudah memenuhi syarat kriteria kemungkinan hilal bisa dilihat (imkanur rukyat). Dalam hal ini emerintah mengikuti kriteria MABIMS. Imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila hilal minimal sudah mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Rukyatul Hilal

Metode kedua yang dipakai pemerintah adalah rukyatul hilal yaitu melihat hilal (bulan muda) secara langsung baik dengan mata telanjang maupun dengan perlatan seperti teropong. Pengamatan ini dilakukan pada tanggal 29 (Dzul Qaidah) menjelang masukknya waktu maghrib, yaitu menjelang terbenamnya matahari.

Kemungkinan ber-Idul Adha Berbeda Hari

Sebenarnya perhitungan (hisab) yang dilakukan pemerintah dan Muhammadiyah relatif sama. Akan tetapi Muhammadiyah menetapkan apabila hilal sudah di atas ufuk berapapun ketinggiannya, berati malam itu sudah memasuki bulan baru, atau tanggal 1 bulan itu. Sementara itu Pemerintah dengan imkanur rukyat kriteria MABIMS, yang mempersyaratkan ketinggian hilal minimal 3 derajat, sudut elongasi 6,4 derajat, maka kalau ketinggian hilal di bawah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, maka malam itu belum memasuki bulan baru, dan bulan (month) digenapkan 30 hari, dan hari lusa baru memasuki bulan baru.



Sultan Trenggono, Raja ke-3 Demak

Raja ke-2 Demak, Pati Unus, wafat dalam laga melawan Portugis di Selat Malaka. Ia tidak memiliki putra untuk melanjutkan memimpin Kasultanan Demak Bintoro. Ia digantikan oleh adiknya, Raden Trenggono. 

Trenggono berhasil membuat Kasultanan Demak menjadi kerajaan yang besar. Ia juga berjasa menyebarkan Islam ke daerah Jawa bagian tengah dan timur. Di masanya, Demak juga berhasil menguasai dan merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran di bawah panglima Fatahillah menantunya, seorang pemuda yang berasal dari Pasai Sumatra. 

Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, ia perintahkan untuk menundukkan Banten, yang kelak akan menjadi kerajaan Islam tersendiri setelah kekuasaan Demak pindah ke Pajang.

Ia juga berhasil menghalau kehadiran Portugis yang hendak mendarat di Demak pada 1527, Tuban pada 1527, Surabaya dan Pasuruan pada 1527, Madiun pada 1529, dan Malang pada 1545. 

Pada masanya, Sunan Kudus menjadi imam besar Masjid Demak.

Wafat

Sultan Trenggono wafat pada 1546 dalam sebuah pertempuran untuk menaklukkan Pasuruhan untuk memperluas wilayah. Ada juga yang berpendapat ia wafat terbunuh di Panarukan Situbondo, lalu ia digantikan oleh putranya, Raden Mukimin, yang bergelar Sunan Prawoto. 

Intrik-Intrik

Pada saat Sultan Trenggono memegang kekuasaan, ia merasa adiknya, Raden Kinkin berniat mengganggu kekuasaannya, dan akan memberontak. Ia mengutus putranya, Sunan Prawoto untuk membunuhnya. Dalam pelariannya, saat menyeberang sungai, Sunan Prawoto berhasil mengejarnya dan membunuhnya. Dari peristiwa ini, Raden Kinkin, menjadi dikenal dengan sebutan Pangeran Seda ing Lepen.


Pati Unus, Raja ke-2 Demak

Raden Patah meninggal pada tahun 1518 Masehi. Raden Patah menikah dengan Ratu Asyikah, putri Sunan Ampel. Ia memiliki tiga putra, yaitu Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Raden Kinkin. Raden Kinkin atau Pangeran Seda Lepen, ayah Pangerah Arya Penangsang. 

Sepeninggal Raden Patah pada 1518 M, kerajaan Demak Bintoro dipimpin oleh putra sulungnya, Pati Unus. Masa pememerintahannya sangat singkat, hanya sekita tiga tahun. {ati Unus dikenal sebagai panglima perang. Ia berusaha membendung penjajahan Portugis. Ketika Selat Malaka jatuh ditangan Portugis, Pati Unus memim[in peperangan melawan Inggris di selat Malaka, dibantu oleh Aceh dan Palembang. Karena kalah dalam bidang peserjataan, Pati Unus wafat di medan laga, di Selat Malaka pada 1521. Maka ia disebut Pangeran Sabrang Lor. Pada masa Pati Unus, Demak Bintoro menjadi Kesu;tanan maritim. 

Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/23/123330579/raja-raja-kerajaan-demak?page=2.