Oleh: Sugiyanta, S.Ag, M.Pd
Banyak orang terbiasa berdiri untuk menghormati sebagian lainnya. Misalnya saat guru memasuki kelas, para siswa disuruh berdiri. Saat seorang ustadz atau kyai menaiki mimbar pengajian, para hadirin diminta berdiri. Saat pengantin memasuki ruang pesta,
hadirin diminta berdiri. Saat petinggi mendatangi daerah, rakyat pun diminta berdiri. Lalu bagaimana Islam memandang penghormatan yang demikian?
Teks Hadist 1
سنن
أبي داود - (ج 13 / ص 465) حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ حَبِيبِ بْنِ الشَّهِيدِ عَنْ
أَبِي مِجْلَزٍ قَالَ: خَرَجَ
مُعَاوِيَةُ عَلَى ابْنِ الزُّبَيْرِ وَابْنِ عَامِرٍ فَقَامَ ابْنُ عَامِرٍ
وَجَلَسَ ابْنُ الزُّبَيْرِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ لِابْنِ عَامِرٍ اجْلِسْ فَإِنِّي
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَحَبَّ
أَنْ يَمْثُلَ لَهُ الرِّجَالُ قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار
Sunan Abi Dawud (13/465) – Telah menceritakan
kepada kami Musa bin Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Habib
bin asy-Syahid dari Abi Mijlaz, ia berkata, “Mu’awiyah mendatangi Ibn az-Zubair
dan Ibn ‘Amar, maka Ibn ‘Amar berdiri sementara Ibn az-Zubair tetap duduk. Maka
Mu’awiyah berkata kepada Ibn ‘Amar, “Duduklah, karena sungguh saya telah
mendengar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa
yang suka dihormati manusia dengan berdiri untuknya, maka hendaklah ia mendiami
tempat duduknya di neraka.””
Pelajaran hadist
Hadist di atas mengandung pelajaran adab:
- Tidak boleh seseorang minta dihormati manusia lainnya dengan cara berdiri
- Tidak boleh seseorang memberikan penghormatan tamunya dengan cara berdiri. Kecuali berdiri untuk membantu tamu yang baru datang, misalnya berdiri untuk membantu tamunya berjalan karena sakit, membawakan perbekalannya dan lain-lain.
مسند
أحمد - (ج 24 / ص 441) حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ حُمَيْدٍ
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: مَا
كَانَ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَكَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُومُوا لِمَا يَعْلَمُوا مِنْ
كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِك
Musnad Ahmad (24/441)
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman
bin Mahdiy dari Hammad bin Salamah dari Humaid dari Anas, ia berkata, “Tak seorang
pun yang lebih dicintai oleh para Sahabat daripada Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam. Tetapi bila mereka melihatnya Rasulullah (hadir), mereka
tidak berdiri, karena mereka mengetahui bahwa beliau membenci hal tersebut.”
Pelajaran Hadist
Para Sahabat radliallahu ‘anhum sangat
mencitai Rasulullah shallahu ‘alaihi wa salam. Tetapi bila mereka melihat
beliau mendekatinya, mereka tiak berdiri untuk beliau. Karena mereka mengetahui
bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam membenci dan tidak menyukai hal
yang demikian.
Pemimpin, Gubernur, Bupati, Kyai, Ustadz,
Ulama atau siappun tidaklah sebanding dengan Rasulullah. Mengapa kita mesti
menghormati orang lain melebihi kita menghormati Rasulullah. Rasulullah sangat
tidak menyukai disambut dengan cara berdiri. Wallahu a’lam.
Berdiri yang dibolehkan
Adapun bila ada tamu datang, lalu kita berdiri, kemudian menyambut dan berjabat tangan, atau berdiri lalu membantu tamu turun dari mobil (kungkin karena sakit) ini diperbolehkan. Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pun melakukannya dan kadang memerintahkannya. Seperti ketika Fatimah radliallahu ‘anha datang berkunjung, Rasulullah bergegas berdiri, mendatangi putrinya itu lalu memeluknya. Begitu juga saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mendatangi putrinya itu, Fathimah melakukan hal yang sama. Begitu juga saat Sa’ad pulang perang. Dikisahkan Saad bin Mu’adz, pemimpin para Sahabat Anshar pulang dari perang dengan keadaan terluka. Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah memintanya agar ia memberi putuan hukum dalam perkara orang Yahudi. Maka Sa’ad pun mengendarai keledai. Ketika ia kembali, Rasulullah berkata kepada orang-orang Anshar dengan bersabda,
قُومُوا
إِلَى سَيِّدِكُمْ
Berdirilah untuk pemimpin kalian
Yaitu berdiri membantu Sa’ad dan lainnya turun
dari keledayi karena sedang terluka.
Teks Hadist Lengkap Tentang Sa’ad bin Mu’adz
صحيح مسلم - (ج 9 /
ص 223)و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى
وَابْنُ بَشَّارٍ وَأَلْفَاظُهُمْ مُتَقَارِبَةٌ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ
عَنْ شُعْبَةَ و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ بْنَ سَهْلِ
بْنِ حُنَيْفٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ:
نَزَلَ أَهْلُ
قُرَيْظَةَ عَلَى حُكْمِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ فَأَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى سَعْدٍ فَأَتَاهُ عَلَى حِمَارٍ فَلَمَّا دَنَا قَرِيبًا
مِنْ الْمَسْجِدِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ
قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ أَوْ خَيْرِكُمْ ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَؤُلَاءِ نَزَلُوا عَلَى
حُكْمِكَ قَالَ تَقْتُلُ مُقَاتِلَتَهُمْ وَتَسْبِي ذُرِّيَّتَهُمْ قَالَ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَضَيْتَ بِحُكْمِ اللَّهِ وَرُبَّمَا قَالَ قَضَيْتَ
بِحُكْمِ الْمَلِكِ وَلَمْ يَذْكُرْ ابْنُ الْمُثَنَّى وَرُبَّمَا قَالَ قَضَيْتَ بِحُكْمِ
الْمَلِكِ
و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ
بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ
وَقَالَ فِي حَدِيثِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَقَدْ حَكَمْتَ فِيهِمْ بِحُكْمِ اللَّهِ وَقَالَ مَرَّةً لَقَدْ حَكَمْتَ بِحُكْمِ
الْمَلِكِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar