Teks Hadist
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ عَدِيِّ بْنِ عَمِيرَةَ الْكِنْدِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ فَكَتَمْنَا مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ كَانَ غُلُولًا يَأْتِي بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
قَالَ
فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ أَسْوَدُ مِنْ الْأَنْصَارِ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ اقْبَلْ عَنِّي عَمَلَكَ قَالَ وَمَا لَكَ قَالَ
سَمِعْتُكَ تَقُولُ كَذَا وَكَذَا قَالَ وَأَنَا أَقُولُهُ الْآنَ مَنْ
اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ فَلْيَجِئْ بِقَلِيلِهِ وَكَثِيرِهِ فَمَا
أُوتِيَ مِنْهُ أَخَذَ وَمَا نُهِيَ عَنْهُ انْتَهَى
Shahih Muslim (9/361) – Abu Bakr bin Abi Syaibah menceritakan kepada
kami, Waki’ bin al-Jarrah menceritakan kepada kami, Isma’il bin Abi Khalid
menceritakan kepada kami dari Qais bin Abi Hazim
dari Adiy bin ‘Imarah al-Kindiy, ia berkata, “ Saya mendengar
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa di antara
kalian yang kami tugaskan untuk pekerjaan (urusan), lalu ia sembunyikan dari
kami sebatang jarum atau lebuh dari itu, maka itu adalah ghulul (korupsi) yang
akan dia bawa pada Hari Kiamat.””
(Adiy bin ‘Imarah al-Kindiy) berkata, “Maka seorang laki-laki hitam dari al-Anshar menghadapnya (Rasul), sepertinya aku melihat dengan jelas, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, “Copotlah jabatanku, dari jabatan yang engkau tugaskan.” Rasulullah bersabda, “Ada apa ini?” Ia menjawab, “Aku mendengarmu berkata demikian-demikian.” Rasulullah bersabda, “Aku katakan sekarang, barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan) maka hendaklah dia membawa (seluruh hasilnya), sedikit maupun banyak. Lalu, apa (upah) yang diberikan kepadanya, maka dia boleh mengambilnya. Sedangkan apa yang dilarang, maka tidak boleh.””
Faidah Hadist
Dalam hadist di atas menggunakan kata ghululan yang secara umum
digunakan untuk setiap pengambilan harta oleh seseorang secara tidak sah
(ilegal) dari tugas yang diamanatkan kepadanya atau tanpa seijin yang memberi
kuasa kepadanya (bisa pemerintah, atau perusahaan, atau perseorangan). Atau
kita mengenalnya dengan bahasa Indonesia
serapan korupsi.
Pegawai tidak boleh mengambil dari sesuatu pekerjaan kecuali upah (dan
bonus atau tentu saja) yang sudah ditentukan oleh yang memberikan pekerjaan
(pemerintah, perusahaan). Seperti diterangkan oleh hadist berikut:
حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ أَبُو طَالِبٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْوَارِثِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَرَزَقْنَاهُ رِزْقًا فَمَا أَخَذَ بَعْدَ ذَلِكَ فَهُوَ غُلُولٌ
Sunan Abi Dawud (8/169) – dari Abdillah bin Buraidah dari ayahnya dari
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda, “Barangsiapa di antara
kalian yang kami tugaskan untuk pekerjaan (urusan), lalu kami tetapkan
upahnya/imbalannya untuknya, maka apa yang ia ambil di luar (imbalan) itu
adalah korupsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar