Pengikut

Kamis, 11 Juni 2020

Aksiku Menolong Sesama



Tahun 2001, suatu sore, aku keluar rumah dengan santai karena memang tak ada kepentingan apapun kecuali ingin santai. Honda Star sepeda motor yang ku punya, menemaniku menuju jalan raya yang jarak dari rumah kurang lebih 300 meteran. Ku turuni jalan menurut bergeronjal, lalu tiba di jalan raya.

Ku berhenti, menengok kanan kiri menunggu jalan agak sepi untuk menyeberang. Rupanya aku memilih belok kanan. Siap mata untuk melihat suasana yang santai yang ku inginkan. Sekitar seratus meter selanjutnya ku lihat ibu-ibu setengah baya dengan sepeda motor yang jauh lebih bagus dari pada milikku. Ia dorong sepeda motornya, dan ku lihat tidak ada tanda-tanda ban bocor karena ban memang tidak gembos.

Heee memang aku berjiwa sosial tinggi kok. Ku berhenti, ku tanya kenapa. Katanya macet. Di stater berulang kali tak juga hidup mesinnya. Tentu aku harus mencoba membantunya karena kasihan. dan memang mesin tak mau hidup. Ku buka tangki ternyata, waduuuuuuh. Tiada bensin di dalamnya. Akhirnya si ibu ku suruh menunggu saja.

Bergegas aku ke warung terdekat. Ambil derigent berisi dua liter bensin dan ku ambil pula torong untuk mengisi bensin nantinya. Tentu saja ini dengan seijin pemilik warung. Sesampai di tempat si ibu menunggu, tanpa basa basi kuisikan bensin.
Ku katakan, "Bu, tolong kembalikan derigen dan torong ini kepada pemilik warung di depan itu."
Ia pun menjawab, "Yamas, terima kasih."
Aku melanjutkan perjalanan santaiku. Ibu itu pun berlalu ku lihat dari spion.

Apa lacur. Dua hari setelahnya pemilik warung datang ke rumah sambil marah-marah menanyakan dirigen dan torong. Ia pun minta uang untuk bensin dua liter. Aku tertegus, ternyata si ibu tidak bayar, tidak mengembalikan dirigen dan torongnya juga. Ternyata aku pun harus membayarnya juga.

Cerita lama
Kamis, Juni 2020

Tidak ada komentar: