Pengikut

Jumat, 27 November 2020

Tanda-tanda Orang Munafik

 

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعملنا من يحد الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد إن محمدا عبده و رسوله

اللهم صل و سلم على محمد و على أله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون

و بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم وشر الأمر محدثاتها و كل محدثة بدعه و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

 Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Tahukah munafik? Kalau yang dimaksud munafik besar adalah menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran.

Ada istilah munafik ashgar atau dalam bentuk amalan lahiriyah disebutkan oleh Al-Hasan Al-Bashri berikut ini.

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,

مِنَ النِّفَاقِ اِخْتِلاَفُ القَلْبِ وَاللِّسَانِ ، وَاخْتِلاَفُ السِّرِّ وَالعَلاَنِيَّةِ ، وَاخْتِلاَفُ الدُّخُوْلِ وَالخُرُوْجِ

“Di antara tanda kemunafikan adalah berbeda antara hati dan lisan, berbeda antara sesuatu yang tersembunyi dan sesuatu yang nampak, berbeda antara yang masuk dan yang keluar.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:490)

Bagaimanakah keadaan munafik orang zaman ini dan masa silam?

Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata,

المُنَافِقُوْنَ اليَوْمَ شَرٌّ مِنْهُمْ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانُوْا يَوْمَئِذٍ يَكْتُمُوْنَهُ وَهُمْ اليَوْمَ يُظْهِرُوْنَهُ

“Orang munafik saat ini lebih jelek dari orang munafik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dahulu kemunafikan disembunyikan, sedangkan saat ini terang-terangan.” (Hilyatul Auliya’, 1:280)

 

Apa tanda munafik pada zaman ini?

 

Pertama, jadi orang yang tidak amanah dan tidak jujur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ عَلاَمَاتِ الْمُنَافِقِ ثَلاَثَةٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara, berdusta; jika berjanji, tidak menepati; jika diberi amanat, berkhianat.” (HR. Muslim, no. 59)

 

Kedua, malas-malasan ibadah

Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An Nisa’: 142).

 

Ketiga, pintar berkata bijak namun malah melakukan yang mungkar

Umar pernah berkhutbah di atas mimbar, lantas ia mengatakan,

إنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ المنَافقُ العَلِيْمُ ، قَالُوْا : كَيْفَ يَكُوْنُ المنَافِقُ عَلِيماً ؟ قَالَ : يَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ ، وَيَعْمَلُ باِلجَوْر ، أَوْ قَالَ : المنْكَرِ

Yang aku khawatirkan pada kalian adalah orang berilmu yang munafik. Para sahabat lantas bertanya: “Bagaimana bisa ada orang berilmu yang munafik?” Umar menjawab, “Ia berkata perkataan hikmah, namun sayangnya ia melakukan kemungkaran.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:490)

 

Keempat, dari luar terlihat khusyu’, namun batin tidak khusyu’

Sebagian ulama salaf mengatakan,

خُشُوْعُ النِّفَاقِ أَنْ تَرَى الجَسَدَ خَاشِعاً ، وَالقَلْبُ لَيْسَ بِخَاشِعٍ

“Khusyu’nya orang munafik, jasad terlihat khusyu’. Namun hati tak ada kekhusyu’an.” .” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:490)

 

Kelima, mengaku beriman namun tidak punya amalan sama sekali

Hudzaifah ditanya mengenai apa itu munafik, ia menjawab,

الَّذِي يَصِفُ الإِيْمَانَ وَلاَ يَعْمَلُ بِهِ

“Ia menyifati diri beriman namun tak ada amalan.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:490)

 

Keenam, pria enggan shalat berjamaah di masjid

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِى الصَّفِّ

Aku telah melihat bahwa orang yang meninggalkan shalat jama’ah hanyalah orang munafik, di mana ia adalah munafik tulen. Karena bahayanya meninggalkan shalat jama’ah sedemikian adanya, ada seseorang sampai didatangkan dengan berpegangan pada dua orang sampai ia bisa masuk dalam shaf.” (HR. Muslim, no. 654).

Ibrahim An-Nakha’i rahimahullah mengatakan,

كَفَى عَلَماً عَلَى النِّفَاقِ أَنْ يَكُوْنَ الرَّجُلُ جَارَ المسْجِد ، لاَ يُرَى فِيْهِ

“Cukup disebut seseorang memiliki tanda munafik jika ia adalah tetangga masjid namun tak pernah terlihat di masjid” (Fath Al-Bari karya Ibnu Rajab, 5: 458 dan Ma’alim As-Sunan, 1:160. Lihat Minhah Al-‘Allam, 3: 365).

 

Ketujuh, malas merutinkan Shalat Shubuh dan Shalat Isya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً

Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657).

Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menyatakan,

كُنَّا إِذَا فَقَدْنَا الإِنْسَانَ فِي صَلاَةِ العِشَاءِ الآخِرَةِ وَالصُّبْحِ أَسَأْنَا بِهِ الظَّنَّ

“Jika kami tidak melihat seseorang dalam shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh, maka kami mudah untuk suuzhon (berprasangka jelek) padanya” (HR. Ibnu Khuzaimah, 2:370 dan Al-Hakim 1:211, dengan sanad yang shahih sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab. Lihat Minhah Al-‘Allam, 3:365)

 

Demikian khutbah pertama ini.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا َوَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

 

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

 Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Semoga kita selamat dari sifat kemunafikan seperti yang disebutkan dalam khutbah ini. Juga moga Allah menjauhkan kita dari kesyirikan yang terus dilariskan di bulan mulia ini.

Marilah pula kita memanjatkan doa pada Allah, moga doa kita benar-benar diperkenankan oleh Allah di hari penuh berkah dan diijabahinya doa.

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، .

ربنا اغْفِرْ لَنَا وَ ِلإِخْوَانِنَا الَّذِيَن سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاَ لِلَّذِينَ أَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيمِ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَه، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَه.

ربنا ظلمنا أنفسنا و إن لم تغفر لنا و ترحمنا لنكنن من الخاسرين. ربنا أتنا في الدنيا حسنة و في الأخرة حسنة و قنا عذاب النار.

وَصَلَّى اللهُ وَ سَلاَمَ عَلَى مُحَمَّدٍ تَسْلِيمًا كَثِيرًا. وَ أَخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِينَ

 

Ketika Headline Berita Terasa Rancu

Sering saat kita membaca headline berita di dalam surat kabar, atau berita on line, kita merasakan kerancuan makna dalam headline tersebut. Kita sering merasa bingung untuk memahaminya, dan merasakan memahami maksud headline itu setelah membaca isi beritanya.

Mari kita lihat beberapa headline berikut:

Sebut Islam Radikal, Cak Nun: Saya Jatuhkan Soeharto dan Bisa Menjatuhkan Siapa Saja di Jakarta

sumber: https://jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-151010500/sebut-islam-radikal-cak-nun-saya-jatuhkan-soeharto-dan-bisa-menjatuhkan-siapa-saja-di-jakarta

Headline di atas memiliki kerancuan tentang siapa yang menyebut Islam radikal. Membaca headline di atas kita seolah memahami bahwa yang menyebut Islam Radikal adalah Cak Nun, oleh karenanya Cak Nun menjatuhkan Suharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakara. Karena Cak Nun menyebut bahwa Islam radikal maka dia menjatuhkan Suharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta.

Tentu saja maksud Cak Nun tidak akan setuju dengan pemahaman seperti itu. Menurut Cak Nun, Suhartolah yang menyebut Islam radikal, atau siapa saja yang berkuasa di Jakarta yang menyebut bahwa Islam Radikal. Tentu Cak Nun tidak menyukai hal itu. Maka Cak Nun menjatuhkan Suharto dan siapa pun yang ada di Jakarta, yang menyebut bahwa Islam radikal.

Maka subjek kalimat yang di depan harus sama dengan subjek kalimat yang di belakang harus sama. Sebaiknya headline di atas diganti menjadi

Disebut Islam Radikal, Cak Nun: Saya Jatuhkan Soeharto dan Bisa Menjatuhkan Siapa Saja di Jakarta


Contoh headline lainnya:

Latihan Militer China, PLA Navy Kerahkan Kapal Pendarat Amfibi dan Serangan Marinir

sumber: https://sosok.grid.id/read/412443988/latihan-militer-china-pla-navy-kerahkan-kapal-pendarat-amfibi-dan-serangan-marinir?page=all

Apa yang kita pahami dari headline di atas?
Siapa melakukan latihan militer China? Lalu apa dan siapa PLA Navy itu? Mengapa dia mengerahkan kapal amfibi? Rupanya setelah isi berita dibaca, PLA Navy adalah salah satu bagian yang mengikuti latihan perang tersebut. Kalau begitu maksudnya, sebaiknya headline di rubah menjadi:
Latihan Militer China, PLA Navy Kerahkan Kapal Pendarat Amfibi dan Serangan Marinir. 

Ikut Latihan Militer China, PLA Navy Kerahkan Kapal Pendarat Amfibi dan Serangan Marinir


Contoh lainnya

Megawati Bilang Kita Kekurangan Tokoh Dunia, Rizal Ramli: Baca Saja Tidak

Sumber: https://indonews.id/artikel/314140/Megawati-Bilang-Kita-Kekurangan-Tokoh-Dunia-Rizal-Ramli-Baca-Saja-Tidak/

Rizal Ramli berkata, "Baca saja tidak." Siapa yang tidak membaca? Megawati, Rizal Rami atau "kita" Megawati dan kelompoknya, atau "kita" para pembaca? Headline ini akan mudah dipahami dengan cepat bila diubah menjadi:

Megawati Bilang Kita Kekurangan Tokoh Dunia, Rizal Ramli: Dia Baca Saja Tidak

Contoh lainnya

Ustaz Abdul Somad Dakwah di Andara, Ini Pertanyaan Jujur Raffi Ahmad Tuai Pujian

sumber: https://www.merdeka.com/trending/ustaz-abdul-somad-dakwah-di-andara-ini-pertanyaan-jujur-raffi-ahmad-tuai-pujian.html

akan mudah dipahami bila diganti menjadi"

Ustaz Abdul Somad Dakwah di Andara, Pertanyaan Jujur Raffi Ahmad ini Tuai Pujian





Jumat, 20 November 2020

CINTA ITU MEMULYAKAN

 Cinta

Ia adalah anugerah

Bahkan Tuhan perintahkan untuk mencinta

Bahkan cinta tak boleh sirna

 

Ia datang

Kadang mengendap lama di dada

Kadang hanya mampir sementara

Ia tak bisa dipaksa harus ada

Tapi juga tak bisa dipaksa harus pergi

Tinggalah kita pelihara

Kita pupuk


Cinta itu memulyakan

Cinta itu mengajak ke SurgaNya

Cinta itu membahagiakan

Cinta itu menjaga

Cinta itu peduli

Cinta itu senyum

Cinta itu dijalanNya

Cinta itu bukan menghinakan

Cinta itu menjauhkan siksaNya

Cinta itu tak menderitakan

Cinta itu tak menyandra

Cinta itu tak membiarkan

Cinta itu mendekatkan kepadaNya

Selamat Jalan mbah Rono Tukiran, Google Makam Paras

Tukiran Ronosumarto

Tukiran Ronosumarto adalah nama lengkapnya. Ia berusia 97 tahun saat meninggal Rabu Wage 30 September 2020 lalu. 

Sampai akhir hayat termasuk seseorang yang rajin shalat, walau akhir-akhir ini ia kerjakan di rumah. Ia juga menjadi orang kuat dalam bekerja, seperti mencangkul, menjemur gabah bahkan pergi kesawah.

Meninggal karena infeksi dan seminggu di rumah sakit.

Dia dikenal sebagai googlenya makam Paras. Mengapa? Karena ia serba tahu siapa saja yang dimakamkan di makam Paras, bahkan dia begitu hapal letak makam seseorang nila ditanya.

Prinsip hidupnya adalah bekerja tanpa merepotkan orang lain termasuk anak dan cucu. 

Kita Semua Wali Allah

 

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعملنا من يحد الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد إن محمدا عبده و رسوله

اللهم صل و سلم على محمد و على أله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون

و بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم وشر الأمر محدثاتها و كل محدثة بدعه و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala. Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa mengingat Allah dalam banyak kesempatan.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ،

“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya.

Allah membenci setiap orang yang membenci para penolong Allah, dan mengumumkan gendering perang dengan orang-orang yang memerangi para wali Allah, semua hukuman, balasan, azab, siksa terhadap mereka sudah disampaikan Allah subahnahu wa ta’ala dalam al-Quran dan juga sudah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. 

 

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ،

Tidak lah dekat seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya.

Wali Allah adalah setiap orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mendahulukan dan mengutamakan amalan-amalan wajib dari pada amalan yang lain.

Dikala Islam dimusuhi dengan perang, maka para wali Allah terpanggil untuk perang di jalan Allah

Dikala Islam dihina, maka para wali Allah terpanggil untuk membela Islam.

Dikala tetangga hidup tertekan karena kemiskinan, parab wali Allah terpanggil untuk membantu mereka dengan zakatnya.

Dikala umat Islam lain hidup dalam kebodohan, para wali  Allah terpanggil untuk mendidik mereka dengan ilmunya.

 وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،

Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya.

Setelah zakat ditunaikan, para wali Allah menyempurnakannya dengan sedekah, shadaqah, wakaf dan lainnya.

Setelah shalat wajib dikerjakan, para wali Allah menyempurnakannya dengan shalat-shalat sunnah

 فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ،

Dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat,

 

 وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا،

tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan.

Karena amalan-amalannya yang ia usahakan untuk mendekatkan diri kepada Allah itulah maka setiap perbuatan, penglihatan, dan amalnya selalu mendapatkan petunjuk dari Allah dan didasarkan kepada ajaran dan syariat agama.

وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ

Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (Riwayat Bukhari).

 

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah, agar selalu diberi kesadaran atas setiap dosa, sehingga kita menjadi orang yang bersegera untuk bertobat kepada-Nya. Semoga kita didekatkan dengan orang-orang yang saleh dan berteman dengan mereka, sehingga kita kelak dibangkitkan bersama mereka. Dan semoga kita dimasukkan ke dalam golongan Allah yang selalu mendapatkan cinta Allah subhanahu wa ta’ala.

 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.

وَصَلَّى اللهُ وَ سَلاَمَ عَلَى مُحَمَّدٍ تَسْلِيمًا كَثِيرًا. وَ أَخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِينَ

Minggu, 15 November 2020

Khutbah Jumat: Dosa Syirik Menghalangi Pahala

 

Dosa Syirik Menghalangi Pahala

Oleh: Sugiyanta

 

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعملنا من يحد الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد إن محمدا عبده و رسوله

اللهم صل و سلم على محمد و على أله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون

و بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم وشر الأمر محدثاتها و كل محدثة بدعه و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

 Jamaah Jumat rahimakumullah.

Marilah kita bersyukur kepada Allah karena Allah telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita semua, dan kenikmatan terbesar bagi kita adalah nikmat Islam dan Iman.

Selanjutnya marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta'ala, dengan menjalankan perintah Allah yang kita mampu jalankan, dan menjauhi semua larangan-larangannya. 

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا  [النساء/116]

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu denganNya, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa saja dikehendakin-Nya. Barangsiapa mepersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu denganNya berarti Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni hamba yang mati dalam keadaan menyekutukan-Nya, menyamakan Allah dengan lain-Nya, menyamakan Allah dengan selainNya dalam hal yang menjadi kekhususan Allah, yang membelokkan hak milik Allah semata untuk selainNya, menyerupakan makhlak yang lemah dengan Allah yang maha sempurna. Maka kita semestinya takut jatuh dalam keadaan syirik.

Ibnul Qayyim rahimahullah, memberika pemisalan. Orang musrik seperti orang yang dipekerjakan oleh tuannya di rumah atau negeri milik tuannya. Orang ini bekerja, namun hasilnya ia serahkan kepada orang lain, bukan kepada temannya. Jadi, orang musyrik itu beramal untuk selain Allah di negeri Allah, mendekatkan diri kepada musuh Allah dengan menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Maka marilah kita untuk selalu berhati-hati dan menjauhi perbuatan syirik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ  [المائدة/72]

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Ayat ini menegaskan bahwa:

1.     Termasuk kafir orang yag mengatakan bahwa Isa al-Masih adalah Allah atau Tuhan

2.     Menyamakan Allah dengan Isa al-masih, atau menyamakan Allah dengan lainnya adalah syirik.

3.  Allah mengharamkan surga bagi orang yang syirik, orang yang menyamakan seseorang adalah Allah, orang yang menamakan bahwa Isal al-Masih adalah Allah suhanahu wa ta’ala.

4.     Orang syirik ditempatkan di neraka, dan tidak akan ada yang menolongnya.

 

Maka kewajiban kita adalah mengesakan Allah, yang berarti amalan kita di dunia ini kita niatkan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [الأنعام/162]

Katakanlah: Sesungguhnya shalat (doa) ku, persembahanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah penguasa seluruh alam.

Dan diantara bentuk syirik adalah riya’ yang merupakan syirik kecil. Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sangat mengkhawatirkannya.

مسند أحمد - (ج 48 / ص 123)

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ

… bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya hal yang menakutkan yang aku takutkan adalah syirik kecil. Para sahabat pun beratanya, “Apa itu syirik kecil ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.”

 

Riya’ terjadi saat orang beramal agar dipuji orang, atau untuk menghidari celaan atau kedengkian orang, atau meninggalkan amal karena takut dikatakan sebagai orang alim. Maka apa yang kita perbuat itu tak berpahala sama sekali kecuali apa yang mereka niatkan.

Aqulu qali hadza, astaghfirullah, li wa lakum wa lisa-iril muslimin. Fastaghfiruhu innahu huwal-ghafururrahim.

Khutbah kedua

صحيح مسلم - (ج 1 / ص 253)

جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Siapapun yang berjumpa dengan Allah (dia) tidak mempersekutukan/syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, ia pun akan masuk surga. Dan siapapun yang berjumpa dengan Allah dengan menyekutukan/syirik kepada Allah, ia pun akan masuk neraka.

Marilah kita jaga tauhid kita, jauhkan diri sejauh-jauhnya dari kesyirikan.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.

وَصَلَّى اللهُ وَ سَلاَمَ عَلَى مُحَمَّدٍ تَسْلِيمًا كَثِيرًا. وَ أَخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِينَ