Dosa Syirik Menghalangi
Pahala
Oleh:
Sugiyanta
إن
الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعملنا
من يحد الله فلا مضل له و من يضلل فلا هادي له
أشهد
أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد إن محمدا عبده و رسوله
اللهم
صل و سلم على محمد و على أله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
ياأيها
الذين أمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا و أنتم مسلمون
و
بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم وشر
الأمر محدثاتها و كل محدثة بدعه و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا [النساء/116]
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu denganNya, dan Dia
mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa saja dikehendakin-Nya.
Barangsiapa mepersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ
Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu denganNya berarti Allah
subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni hamba yang mati dalam keadaan
menyekutukan-Nya, menyamakan Allah dengan lain-Nya, menyamakan Allah dengan selainNya
dalam hal yang menjadi kekhususan Allah, yang membelokkan hak milik Allah
semata untuk selainNya, menyerupakan makhlak yang lemah dengan Allah yang maha
sempurna. Maka kita semestinya takut jatuh dalam keadaan syirik.
Ibnul Qayyim rahimahullah, memberika pemisalan. Orang musrik seperti orang yang dipekerjakan oleh tuannya di rumah atau negeri milik tuannya. Orang ini bekerja, namun hasilnya ia serahkan kepada orang lain, bukan kepada temannya. Jadi, orang musyrik itu beramal untuk selain Allah di negeri Allah, mendekatkan diri kepada musuh Allah dengan menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka marilah kita untuk selalu berhati-hati dan menjauhi perbuatan syirik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ
الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
[المائدة/72]
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.
Ayat ini menegaskan bahwa:
1.
Termasuk kafir
orang yag mengatakan bahwa Isa al-Masih adalah Allah atau Tuhan
2.
Menyamakan
Allah dengan Isa al-masih, atau menyamakan Allah dengan lainnya adalah syirik.
3. Allah
mengharamkan surga bagi orang yang syirik, orang yang menyamakan seseorang
adalah Allah, orang yang menamakan bahwa Isal al-Masih adalah Allah suhanahu wa
ta’ala.
4.
Orang syirik
ditempatkan di neraka, dan tidak akan ada yang menolongnya.
Maka kewajiban
kita adalah mengesakan Allah, yang berarti amalan kita di dunia ini kita
niatkan untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
قُلْ
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [الأنعام/162]
Katakanlah:
Sesungguhnya shalat (doa) ku, persembahanku, hidupku dan matiku hanya untuk
Allah penguasa seluruh alam.
Dan diantara bentuk syirik adalah riya’ yang merupakan syirik kecil. Dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sangat mengkhawatirkannya.
مسند أحمد - (ج
48 / ص 123)
عَنْ
مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ
الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
الرِّيَاءُ
… bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya hal yang
menakutkan yang aku takutkan adalah syirik kecil. Para sahabat pun beratanya,
“Apa itu syirik kecil ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.”
Riya’ terjadi
saat orang beramal agar dipuji orang, atau untuk menghidari celaan atau
kedengkian orang, atau meninggalkan amal karena takut dikatakan sebagai orang
alim. Maka apa yang kita perbuat itu tak berpahala sama sekali kecuali apa yang
mereka niatkan.
Aqulu qali hadza, astaghfirullah, li wa lakum wa lisa-iril muslimin. Fastaghfiruhu innahu huwal-ghafururrahim.
Khutbah kedua
صحيح مسلم - (ج
1 / ص 253)
جَابِرُ
بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ لَا يُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارَ
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Siapapun yang berjumpa dengan Allah (dia)
tidak mempersekutukan/syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, ia pun akan
masuk surga. Dan siapapun yang berjumpa dengan Allah dengan menyekutukan/syirik
kepada Allah, ia pun akan masuk neraka.
Marilah kita jaga tauhid kita, jauhkan diri sejauh-jauhnya dari kesyirikan.
إِنَّ
اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي
العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
رَبَّنَا
آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا
لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ وَ سَلاَمَ عَلَى مُحَمَّدٍ
تَسْلِيمًا كَثِيرًا. وَ أَخِرُ دَعْوَانَا الْحَمْدُ ِللهِ رَبَّ الْعَالَمِينَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar