Pengikut

Selasa, 30 Juni 2020

Syafaat, Pemiliknya, Pemberi, Penerima, dan Macamnya

Arti/Definisi

Menurut Istilah
Syafaat berarti سؤال ا لخير للغير  (meminta kebaikan untuk orang lain). Contohnya adalah doa seseorang untuk saudaranya dan permohonannya kepada Allah agar Allah menuntun saudaranya dalam kebenaran. Sayid Sabiq mengartikannya dengan memohonkan kepada Allah untuk kebaikan para manusia di akhirat.

Siapa Pemilik Syafaat

Syafaat itu hanya milik Allah semata seperti dalam surat az-Zumar(39) : 44:
قل للهِ الشفعة جميعًا 
Katakanlah : Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya.

Bagi Siapa Syafaat itu

1.  Syafaat itu bagi orang beriman yang mentauhidkan Allah dan bukan bagi orang-orang yang mengerjakan syirik. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Harairah bertanya kepada Nabi saw:
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَومِ الْقِيَامَةِ
Siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat darimu?”
Beliau menjawab,
مَنْ قَالَ لا إله إلا الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
”Yaitu orang-orang yang bersaksi bahwa tiada Ilah/Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah, dengan persaksian yang tulus.
Atau HR Muslim dan Tirmidzi berikut:
لِكُلِّ نَبِيِّ دَعوَةٌ مُستَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ  نَبِيِّ دَعْوَتُهُ وَإِنِّيْ ا جْتَبَأْتُ  دَعْوَتِيْ شَفَاَعَةً لأُمَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ . فَهِيَ نَائِلَةُ إِنْ شَاءَ  الله مِنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لاَ يُشرَكَ بِاللهِ شَيْئًا    
Bagi setiap Nabi (tersedia) baginya satu doa mustajab (pasti dikabulkan oleh Allah swt). Maka semua nabi telah menyegerakan permintaannya, kecuali aku. Sebab aku masih menyimpan permintaanku itu agar menjadi syafaat untuk umatku, kelak pada hari kiamat. Maka syafaatku itu insyaallah mencapai siapa saja dari umatku yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apapun selain-Nya . (Shahih al-Jami’: 5176)
2.     Syafaat itu bagi orang-orang yang diridlai Allah swt untuk menerima syafaat-Nya,
Firman Allah dalam al-Anbiya (21):28.     
وَلاَ يَشْفَعُونَ إِلاَ لِمَنِ ارتَضَي
Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridlai (Allah)”.
Karena Allah tidak mengampuni dosa syirik tetapi mengampuni dosa-osa lainnya.

إِن الله لاَ يَغفِرُ أَن يُشرَكَ بِهِ ~ وَيَغفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ 

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain darinya itu bagi siapa yang dikehendaki (an-Nisa: 48)

Siapa Yang Bisa Memberi Syafaat

Mereka yang dapat memberi syafaat adalah orang-orang yang Allah ridlai untuk memberi syafaat. Firman-Nya ta’ala dalam surat Thaha(20):109:
يَومَئِذٍ لاتَنفَعُ الشفَعَةُ إِلا مَن أَذِنَ لَهُ الرَحمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلا
Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridlai perkataanya. 
Mereka itu adalah Nabi Muhammad saw, para nabi, para malaikat dan orang-orang shalih yang akan memberikan syafaatnya. (lihat shahih Bukari IX/185-191, dan Shahih Muslim I/179-184).

Macam-macam Syafaat

1.   Syafaat Agung (syafaat Uzma) khusus milik Nabi Muhammad saw, yaitu permohonan oleh Nabi Muhammad kepada Allah Ta’ala agar segera diadakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka dapat berhenti dari kesengsaraan dan penderitaan yang diderita di padang Mashar, tempat mereka berkumpul, seperti yang diceritakan dalam hadist riwayat Muslim.
Pada hari kiamat manusia menghadapi tekanan dan bencana yang besar, sebagian dari mereka berkata kepada yang lainnya, ”Carilah syafaat bagi kita di sisi Allah”. Mereka menghampiri Adam as, bapak semua manusia, sambil menyebut kemuliaanya - Allah menciptakannya dengan tangan-Nya, para malaikat sujud kepadanya dll, tetapi Adam as merasa keberatan karena beliau pernah durhaka kepada-Nya dengan makan buah yang dilarang-Nya. Kemudian mereka menghapiri Nuh as dengan mengatakan kemulian-kemuliaanya - Beliau rasul pertama kali yang Allah utus di muka bumi, Nuh as menolak karena ia pernah meminta kepada Allah tanpa dilandasi pengetahuan. Kemudian menghampiri Ibrahim as - sebagai khalilullah (kekasih Allah), tetapi Ibrahim as menolak karena pernah melakukan kesalahan tiga kali. Lalu mereka menghampiri Musa as, iapun keberatan karena pernah membunuh jiwa yang tidak diperintah untuk dibunuh (orang Qibthi), lalu mereka menghampiri Isa-kalamullah, tetapi ia menolak karena ada orang yang kedudukannya lebih tinggi dari dia, sambil berkata “Temuilah Muhammad  seorang hamba yang dosa terdahulu dan yang akan datang telah diampuni. Mereka mendatangi Muhammad, lalu Beliau meminta syafaat kepada Allah, agar menenangkan manusia pada saat itu. (lihat HR. Bukhari IX/179  dan HR Muslim I/180-187).
2. Syafaat untuk penghuni surga agar dapat memasukinya. Karena setelah mereka menyeberangi ash-shirath dan tiba di depan surga, mereka mendapati pintunya tertutup.  Lalu Muhammad saw memohon syafaat kepada Allah swt untuk membukanya. Sebagaimana riwayat Muslim dari Anas bin Malik ra dia berkata bahwa Rasullullah saw bersabda:
أَنَا أَوَّلَ النَّاسِ يَشْفَعُ فِي الْجَنَّةِ وَ أَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا       
Aku adalah orang pertama yang memberi syafaat untuk masuk surga dan aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya. (lihat HR Bukhari I/188).
3. Syafaat untuk orang-orang yang jumlah kebaikannya sama dengan dosanya supaya bisa masuk surga (lihat QS al-A’raf : 46-49).
4. Syafaat untuk mengangkat ahli surga di atas yang semestinya.
5. Syafaat untuk orang-orang yang sudah diputuskan masuk neraka supaya tidak masuk neraka.
6. Syafaat untuk orang-orang agar bisa masuk surga tanpa dihisab (lihat Bukhari VIII/140 dan Muslim I/197-198). Allah juga berfirman 
أُدْخِلِ الْجَنَّةَ مِن أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبِابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ
Masukkanlah ke surga dari umatmu orang-orang yang tidak dihisab dari pintu kanan dari pintu-pintu surga (HR Muslim: I/185-186). Dan hal itu terjadi setelah ada syafaat 
7. Syafaat untuk mengeluarkan orang-orang Islam yang berdosa yang telah masuk neraka agar dikeluarkan darinya. Sebagaimana diterangkan dalam hadist-hadist mutawatir. Syafaat ini umum; berkali-kali dilakukan oleh Rasulullah saw, juga malaikat dan para nabi, serta orang-orang mukmin juga akan memberikan syafaat. .(Lihat Shahih al-Bukhari IX/185-191 dan Shahih Muslim I/179-184).
يَخرج قوم من النار بشفعة محمد صلي الله عليه و السلام يدخلون الجنة ويسنون الجهنميين 
Akan ada sekelompok orang yang keluar dari neraka dengan syafaat Muhammad saw lalu mereka masuk surga. Mereka ini disebut al-jahanamiyun (yakni orang-orang yang diselamatkan dari jahanam (HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud, lih. Shahih al-Jami’ash-shaghir no. 8055). 

8.  Syafaat Rasul untuk meringankan siksa pamannya, Abu Thalib. Syafaat Beliau tidak membuatnya keluar dari neraka karena ia meninggal dalam keadaan musyrik.
لَعَّلّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَومَ القِيَامَةِ فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحِ مِن نَارِ يَغْلِي مِنهُ دِمَاغُهُ  
Mudah-mudahan syafaatku akan menolongnya (Abu Thalib) pada hari kiamat, kemudian ia ditempatkan di dhahdhah dari neraka yang membuat otaknya mendidih. (HR Bukhari VIII/144 dan  Muslim 1/195)

Yang Dapat Memberikan Syafaat selain Rasulullah dan Para malaikat
Orang iman yang mendoakan orang iman lainnya. Misalnya anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya, kalau Allah mengizinkan dan mengabulkan doanya, maka Allah pun akan mencintai orang tuanya seperti orang tua mengasihinya diwaktu kecil. Demikian juga orang yang melakukan sholat jenazah. Seperti HR Muslim dari Ibn Abbas ra bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda,
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال سمعت النبي صلي الله عليه وسلام : يقول رجل مسلم يموت ,فيقوم علي جنازته أربعون رجلا لا يشركون بالله شيئا إلا شفعهم الله فيه   
Jika ada seseorang Muslim meninggal, lalu ada empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah sholat atas jenazahnya niscaya Allah akan memberikan syafaat untuknya (lihat Bulughul Maram hadist no. 581)
Para suhada pun dapat memberikan syafaat seperti hadist berikut:
يَشْفَعُ الشهيد في سَبعِينَ مِن أَهلِ بَيتِهِ
Akan memberi syafaat seorang syuhada untuk tujuh puluh orang dari keluarganya. (HR. Abu Daud dari Abu Darda’ Shahih al-Jami’ash-shaghir no: 8093). Dan masih ada contoh-contoh yang lain.
Bagaimana Cara Mendapatkan Syafaat?
1.     Mentauhidkan Allah
Abu Hurairah bertanya kepada Nabi saw: ”Siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafaat darimu?”
Beliau menjawab,
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَومِ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لا إله إلا الله خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أو نَفْسِهِ.
”Aku berikan syafatku pada hari kiamat (yaitu) orang-orang yang bersaksi bahwa tiada Ilah/Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah, dengan persaksian yang tulus dalam hati atau dirinya.” (HR Bukhari: no.99)
2.     Membaca al-Quran
إِقْرَءُوا الْقُرْاَنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا ِلأَصْحَبِهِ
Bacalah al-Quran. Sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi sahabatnya (HR Muslim no. 804)
3.     Puasa (HR Ahmad II/174, al-Hakim I/554)
4.     Berdoa setelah azan (HR Bukhari no. 614)
5.     Shalawat Kepada Nabi. Nabi bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِشَفَعَتِي يَومِ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُ هُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
Orang yang paling berhak mendapatlan syafaatku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak shalawat kepadaku (HR Tirmidzi: no. 484)
6.    Shalatnya sekelompok muslim terhadap mayat muslim
7.    Memperbanyak sujud (HR Muslim no. 226)

MAN 2 KULON PROGO - MAN De Motefa: Daftarkan diri anda di MAN 2 Kulon Progo

Bupati Kulon Progo sangat mengapresiasi MAN De Motefa - MAN 2 Kulon Progo

MAN de MOTEFA merupakan inovasi Pelayanan Publik Kementerian Agama, yang dalam hal ini telah diimplementasikan di MAN 2 Kulon Progo, Satuan Kerja di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta ini, membawa Kemenag untuk pertamakalinya masuk dalam jajaran TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik.
Program ini berupaya menciptakan madrasah technopreneur. Memiliki kemampuan dalam ilmu agama, ilmu umum serta keterampilan berwirausaha. Menjawab kebutuhan Kabupaten Kulon Progo, akan tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak luhur.

(https://www.facebook.com/kemenag.diy.568)


Untuk pertama kalinya, pada 2020 ini, Kementerian Agama berhasil masuk dalam jajaran Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), dengan mengusung program MAN de MOTEFA.

Repost #kemenpanrb
Enam inovasi dari kementerian membuka hari pertama tahapan wawancara Top 99 dan 15 Finalis Inovasi Pelayanan Publik 2020. Presentasi hari pertama dilakukan oleh Kementerian Agama dengan inovasi yang disebut MAN de MOTEFA. 

*Beri dukungan Anda* untuk *MAN de MOTEFA*.
Inovasi Pelayanan Publik MAN 2 Kulon Progo, Satuan Kerja di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta ini, *membawa Kemenag untuk pertamakalinya masuk dalam jajaran TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik*.
Program ini berupaya menciptakan madrasah technopreneur. Memiliki kemampuan dalam ilmu agama, ilmu umum serta keterampilan berwirausaha. Menjawab kebutuhan Kabupaten Kulon Progo, akan tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak luhur. 




Senin, 29 Juni 2020

Pantun Mengaji


Cahaya pelita di ufuk cakrawala
Di balik bumi purnama jadi utama
Ajak anak kita ke masjid atau mushala
Untuk mendalami ilmu agama

Jilbab tak dibuka itu aurat utama
Naik tangga sepatu dibuka
Biarlah mereka tahu agama
Mana surga mana neraka

Tiga mi enam la
Aneka getuk penuh rasa
Surga bagi pahala
Neraka balasan dosa

Kurma matang dibawa lari
Diperaskan dibuat manisan
Agama rajin mereka pelajari
Biarkan anak penuh iman

Nangka terasa sedab
Soka pohon utama
Mereka tahu adab
Mereka tahu tatakrama

Biarkan netra berkedip memilih
Biarkan puri terbuka memilah
Yang putra menjadi shalih
Yang putri menjadi shalihah

Khitan Bagi Anak Perempuan?


Bagi kaum perempuan, khitan (masih) menjadi perkara yang sangat jarang, atau tabu, bahkan ditolak untuk dilakukan. Tulisan ini mencoba membahas hukum khitan bagi perempuan.

Pengertian Khitan
Khitan berasal dari kata bahasa Arab خَتَنَ  (khatana) yang berarti memotong. Al-Khatnu berarti proses memotong kulit yang menutupi kepala dzakar atau penis (untuk laki-laki) dan memotong sedikit daging yang berada di bagian atas farji atau kemaluan yang sering disebut clitoris bagi wanita. Al-Khitan adalah nama bagian yang dipotong tersebut. Untuk itu Imam Bukhari menuliskan definisi (arti) khitan dalam kitabnya yang berjudul al-Adab al-Mufrad 
الاختتان : قطع الجلدة التي تكون على الفرج من الذكر أو الأنثى
Khitan adalah memotong daging yang ada di kemaluan laki-laki atau perempuan

Hukum Khitan
Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab (1/301) menyatakan, “Pendapat yang benar ditegaskan oleh Imam Syafi’i dan juga pendapat mayoritas ulama bahwa khitan itu wajib kaum laki-laki dan wanita.

Para Wanita dari Kalangan Shahabat Radliallahu ‘anhum juga Disunat

حدثنا أصبغ قال: أخبرني ابن وهب قال: أخبرني عمرو، أن بكيرا حدثه، أن أم علقمة أخبرته، أن بنات أخي عائشة اختتن، فقيل لعائشة: ألا ندعو لهن من يلهيهن؟ قالت: بلى. فأرسلت إلى عدي فأتاهن، فمرت عائشة في البيت فرأته يتغنى ويحرك رأسه طربا، وكان ذا شعر كثير، فقالت: أف، شيطان، أخرجوه، أخرجوه
Ashbagh bercerita kepada kami, ia berkata, “Ibn Wahb mengabarkan kepadaku, ia berkata, “’Amr mengabarkan kepadaku, bahwa Bakira menceritakannya, bahwa Umm ‘Ilqimah mengabarkannya, BAHWA ANAK-ANAK PEREMPUAN SAUDARA ‘ASIYAH DIKHITAN, lalu Aisyah ditanya, 'Apakah tidak sebaiknya kita memanggil orang yang bisa menghibur mereka (perempuan)?.' Aisyah menjawab, 'Tentu.' Lalu diutuslah ke 'Adi lalu Aisyah pun lewat di rumah tersebut. la melihatnya bernyanyi dan menggerakkan kepalanya dengan suka cita - ia berambut lebat - maka Aisyah pun berkata, 'Uh! Syetan, keluarkanlah dia, keluarkanlah dia."' (Al-Adab al-Mufrad lil-Bukhari: 4/389)

Faidah Hadist
Hadist ini menceritakan bahwa
1.        Anak-anak perempuan dikalangan para Shahabat dikhitan
2.        Menghibur  anak yang baru saja dikhitan diperbolehkan sekedar untuk melupakan rasa sakit saja. Nyanyian yang disajikan tentu yang tidak bertentangan dengan agama.


Kamis, 25 Juni 2020

IURAN BERKORBAN


Iuran untuk seekor kambing?

Berserikat untuk berkorban satu ekor kambing, domba, biri-biri dilarang, karena satu ekor kambing hanya untuk seorang. Namun demikian pahala berkorbannya mencukupi untuk dirinya dan keluarganya.
سنن الترمذي - (ج 5 / ص 465)
حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنِي عُمَارَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَال سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ يَسَارٍ يَقُولُ: سَأَلْتُ أَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ: كَيْفَ كَانَتْ الضَّحَايَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَانَ الرَّجُلُ يُضَحِّي بِالشَّاةِ عَنْهُ وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ فَيَأْكُلُونَ وَيُطْعِمُونَ ...
Sunan at-Tirmidzi (5/465):
... ‘Umarah bin Abdillah berkata: “Aku mendengar “Atha bin Yasar berkata, "Aku bertanya kepada Abu Ayyub al-Anshary, "Bagaimana pelaksanaan penyembelihan (korban) pada zaman Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam?" Ia menjawab, "Seorang menyembelih seekor kambing untuk dirinya sendiri dan keluarganya, mereka memakannya dan memberikan kepada yang lainnya...."

Iuran untuk seekor sapi dan unta diperbolehkan
Diperbolehkan maksimal tujuh orang berserikat untuk berkorban seekor sapi, dan boleh juga berserikat maksimal sepuluh sepuluh orang untuk berkorban seekor unta.

صحيح مسلم - (ج 6 / ص 478)
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: كُنَّا نَتَمَتَّعُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْعُمْرَةِ فَنَذْبَحُ الْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ نَشْتَرِكُ فِيهَا
Shahih Muslim (6/478):
... dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: “Dahulu aku melakukan haji tamatu’ bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dengan umrah kemudian berkorban dengan seekor sapi, (kami) bertujuh berserikat didalamnya.
صحيح مسلم - (ج 6 / ص 473)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مَالِكٌ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَاللَّفْظُ لَهُ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: نَحَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ الْبَدَنَةَ عَنْ سَبْعَةٍ وَالْبَقَرَةَ عَنْ سَبْعَةٍ
Shahih Muslim (6/478): ... dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: "Pada tahun perjanjian Hudaibiyyah, kami menyembelih hewan korban bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam. Seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang.

Dibolehkan sepuluh orang untuk iuran dengan seekor unta
Sepuluh orang boleh berserikat untuk berkorban seekor unta dengan dalil hadist hasan berikut.
سنن الترمذي - (ج 3 / ص 463)
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ حُسَيْنِ بْنِ وَاقِدٍ عَنْ عِلْبَاءَ بْنِ أَحْمَرَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَحَضَرَ الْأَضْحَى فَاشْتَرَكْنَا فِي الْبَقَرَةِ سَبْعَةً وَفِي الْجَزُورِ عَشَرَةً
Sunnan at-Tirmidzi (3/463):
... Dari Ibn Abas, ia berkata, “Kami bersama-sama dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam dalam suatu safar dan kami menjumpai (Idul) Adha, maka kami berserikat seekor sapi oleh tujuh orang, dan seekor unta oleh sepuluh orang."


Selasa, 23 Juni 2020

Chumairy BA

Chumairy BA

Namanya Chumairy. Mirip dengan sebutan Rasulullah kepada istrinya, 'Asyah, humaira, yang berarti kemerahan (di pipinya bila ia sedang malu atau senang dipuji). Pria kelahiran Cilacap ini semenjak muda sudah berkelana di Jogja, dan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga, dan mendapat gelar sarjana muda BA.

Sekitar tahum 1966, beliau menikah dengan seorang gadis (Guru TK ABA) dari Semaken Banjararum lalu menetap di Semaken sampai akhir hayat. Hidup berbahagia dengan lima orang putra-putrinya.

Tulkiyem
Saat-saat mengisi ngaji, saat humor, sering menceritakan kehidupan rumah tangganya. Dan untuk menyebut istrinya, ia lebih suka menggunakan samaran (nama lain) Tulkiyem. Sungguh dia adalah istri tercintanya.

Pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil, ia mengajar al-Quran alhadist di MA Filial MAN Wates 1 di Kalibawang (selanjutnya menjadi MAN 1 Kalibawang, dan kini MAN 3 Kulon Progo). Selain itu ia juga ngajar di SMEA Muhammadiyah Dekso untuk mata pelajaran yang sama. Dan pensiun dini tahun 2000-an karena ingin mengikuti laskar Jihad di Ambon bersama Ja'far Umar Thalib.

Gigih Berdakwah
Begutu tiba di jogja sekitar tahun 1960, ia langsung aktif berdakwah di kampung-kampung, khususnya di kalurahan Banjararum dan Banjarasri. Tahun 1965, ia menginduk dengan seorang tokoh Muhammadiyah, bernama Sugiyono di Paras Banjarasri Kalibawang. Sehingga ia sering berdakwah dari satu jamaah ke jamaah yang lain di Banjarasri yaitu Ngroto, Tuksongo, Dukuh, Bacok (Gonosari), Tuksongo, Kepiton, dn tentu Paras. 
Dia akhir-akhir hayatnya, ia tetap gigih berdakwah dan berkhujbah jumat dan mengisi kajian di masjid-msjid dan mushala. 

Cara Belajar
Dalam setiap kajian, baik ketika menjadi peserta pengajian, atau menjadi pemateri, selalu dengan satu kalimat tanya "mana dalilnya". Sehingga setiap memberi kahian, ia selalu mengutamakan dalil daripada pendapat yang sudah beredar.

Gaya Ceramah
Bila sedang ceramah, beliau selalu serius, kalaupun bercanda hanya sedikit sekali. Sering menangis menetes air mata saat menceritakan keutamaan para sahabat. Bila sedang berkhudbah pada hari Jumat, ia bicara meledak-ledak seperti agak marah.

Lebih Suka Tabayun
Bila suatu kali ada kabar miring tentanngya, ia lebih suka diam atau mendatangi orang yang bersangkutan sekedar bertanya apakah dia mengatakan sesuatu tentangnya. Bila dia membenarkan dia lebih suka meluruskan berita itu. Bila dia menolak, Chumary lebih suka diam dan tidak melanjutkan perkara itu.

Ulama Favoritnya
KH AR Fakhruddin, Muchlas Abror, adalah nama-nama ulama yang ia sukai. Ustadz Ja'far Umar Thalib adalah ustadz yang ia kagumi.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala, melipat gandakan pahala amal kebaikannya, mengampuni segala dosa kesalahannya, memasukkannya kedalam golongan umat yang khusnul khatimah, dan memulyakannya di surga-Nya.

Hewan yang Baik dan Buruk untuk Berkorban


Hewan dipilih yang baik
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ [آل عمران/92]
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai dari apa saja yang kamu nafkahkan. Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Ayat ini menegaskan bahwa menafkahkan sesuatu (termasuk hewan korban), seyogyanya dengan sesuatu (hewan korban) yang baik yaitu hewan yang sehat dan gemuk.

Hewan tak layak untuk berkorban

سنن أبي داود - (ج 7 / ص 467) حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ النَّمَرِيُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ فَيْرُوزَ قَالَ: سَأَلْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ مَا لَا يَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ فَقَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصَابِعِي أَقْصَرُ مِنْ أَصَابِعِهِ وَأَنَامِلِي أَقْصَرُ مِنْ أَنَامِلِهِ فَقَالَ أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الْأَضَاحِيِّ فَقَالَ الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِي لَا تَنْقَى
Sunan Abi Dawud (7/467): 
... "Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam berdiri ... kemudian beliau bersabda: “Empat hal yang tidak boleh yaitu, 
  1. hewan yang buta sebelah matanya, yang jelas kebutaannya, 
  2. hewan sakit yang nyata sakitnya, 
  3. hewan pincang yang nyata kepincangannya, 
  4. hewan kurus yang tidak berdaging 

(lihat juga HR Nasai no. 4293, HR Tirmidzi no. 1417, HR Ibn Majah no. 3135)

Sebaiknya dihindari
  1. hewan yang telinganya robek atau terpotong atau berlubang
  2. hewan yang terpotong tanduknya
  3. hewan yang sama sekali belum memiliki tanduk
  4. hewan yang berkurang kemampuan memandangnya walaupun kondisi matanya dalam keadaan utuh
  5. hewan yang loyo sehingga tidak bisa berjalan dengan kelompoknya kecuali ada orang yang menggiring sepaya bisa menyusul teman-temannya
  6. hewan yang cacat (misalnya hewan yang penisnya terpotong tetapi bukan karena sengaja dikebiri) 
(Lihat Syaikh al-Ustaimin Tatacara Qurban Tuntunan Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam (Talkhis Kitab Ahkam al-Adlhiyah al-Dzakah), Media Hidayah, Yogyakarta, 2003.hal. 37-40)

Umur Hewan Korban

Mari kita perhatikan hadist berikut:

صحيح مسلم - (ج 10 / ص 142) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنْ الضَّأْنِ.

... dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Janganlah kalian menyembelih korban kecuali berupa musinnah. Namun apabila kalian kesulitan mendapatkannya maka sembelihlah domba yang jadza'ah. (Shahih Muslim) 

Apakah musinnah itu?
Musinnah adalah hewan yang telah mengalami tsaniyah. Yang dimaksud staniuah adalah lepasnya dua gigi geraham atau sering disebut poel dalam bahasa Jawa. Hewan mengalami tsaniyah biasanya
  1. Unta - usia minimal 5 tahun
  2. Sapi - usia minimal 2 tahun
  3. Kambing - usia  minimal 1 tahun 

Apakah jadza'ah itu?

Hewan yang belum lepas dua gigi gerahamnya, tetapu yang usia minimal separoh atau lebih, Jadi jadz'ah itu bila

  1. Unta - minimal 2 tahun 6 bulan
  2. Sapi - minimal 1 tahun
  3. Kambing - minimal 6 bulan
Kesimpulan:
Hewan yang dibenarkan untuk berkorban adalah hewan yang secara alami telah lepas dua gigi sampingnya untuk unta, sapi, domba/kambing, tetapi bila terpaksa tidak mendapatkan hewan yang memenuhi syarat tersebut, boleh menyembelih/berkorban dengan hewan korban yang masih muda.

Ditulis di MAN 2 Kulon Progo, Senin 22 Juni 2020


Sabtu, 20 Juni 2020

Profile Masjid al-Iman Banjarasri


Supardi Harjono, R. Siswopranoto dan R. Dwijosukarto

Nama Masjid adalah Masjid al-Iman Banjarasri. Banjarasri disematkan pada nama masjid dengan tujuan masjid ini agar menjadi masjid kebanggaan masyarakat Islam di Desa/Kalurahan Banjarasri.
Masjid al-Iman Banjarasri terletak di Pedukuhan Paras RT: 54, RW: 27, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo. Masjid secara resmi terdaftar melalui ID Masjid nomor 48465. Masjid ini menempati tanah seluas 300 m2, dengan luas bangunan sekitar 126 m2, dengan status tanah SHM. Masjid ini berdiri pada tahun 1973

Sejarah
Sebelum peristiwa Gerakan 30 September oleh Partai Komunis Indonesia, belum ada langgar, mushala, atau masjid di Banjarasri (sisi timur) ini. Masjid hanya ada di Dekso, tempat perguruan Muhammadiyah di Kalibawang berada. Penganut Islam di wilayah ini juga belum begitu mengenal ajaran Islam dengan baik, walaupun para penduduk mengaku sebagai orang Islam. Disisi lain, di wilayah lain (sisi barat) Banjarasri sudah berdiri megah sebuah Gereja yang didirikan seorang pastor dari Belanda - Romo Babtista Prenthaller.

Sugiyono, HS

Setelah peristiwa G 30 S/PKI meletus, banyak yang takut disebut atau dikira sebagai orang komunis atau anggota PKI dan takut ditangkap. Maka sebagian besar mengaku Katholik lalu beribadah secara Katholik di Boro, sebagian mengaku Islam, dan mendirikan shalat Jumat di rumah-rumah penduduk. Tempat shalat Jumat saat itu di rumah Siswopranoto di Kepiton, di rumah Yasir Hardjosumarto di Paras.

R. Martowiruno

Langgar/Mushala al-Huda di Paras
Tahun 1967, Sugiyono Hadisumarto, seorang tokoh Pemuda Muhammadiyah di Banjarasri, saat itu juga menjabat Igama, perangkat desa yang membidangi kehidupan keagamaan, mendapat dukungan dari untuk mendirikan langgar (akhirnya disebut mushola) al-Huda. Dan mulai saat itu Langgar al-Huda digunakan sebagai tempat shalat Jumat.

Sejak tahun 1972, para tokoh masyarakat Islam memimpikan masjid yang bisa menampung jamaah shalat Jumat untuk kaum Muslimin di sisi timur Banjarasri. Akhirnya dirembuklah kepanitiaan masjid ini. Mereka yang hadir diantaranya
  1. R. Martowiruno, seorang PNS Guru, kepala SD (Kisik)
  2. Drs. R. Suwarto, seorang PNS Guru, kepala SPG Muhammadiyah Dekso (Kisik)
  3. Sugiyono, HS, seorang perangkat Desa "Igama", tokoh pemuda Muhammadiyah (Paras)
  4. Supardi Supardi Harjono, PNS Guru SD (Paras)
  5. Sarjo, seorang PNS Guru SD (Kepiton)
  6. R. Siswopranoto, seorang PNS Guru, Kepala SD (Kepiton)
  7. Dwijosukarto, seorang PNS Guru SD (Paras)
  8. Karjan, seorang staf Igama desa (Paras)
Hasil Rapat memutuskan bahwa
  1. Bertekat bulat mendirikan masjid bagi masyarakat islam di sisi timur Banjarasri
  2. Biaya berasal dari masyarakat dan juga minta bantuan ke luar daerah
  3. Tempat diputuskan di dekat jalan raya dan di tengah-tengah masyarakat 
Tentu saja dalam masalah tempat ini para pendiri mulai kebingungan. Akhirnya dengan inisiatif sendiri, Sugiyono HS menyampaikan pendapat, untuk sementara sebelum bisa membeli tanah, tanah yang dipinggir jalan sesuai hasil musyawarah tetap didirikan masjid. Tanah ditukar dengan tanah lungguhnya sebagai igama sambil memiliki menunggu memiliki biaya untuk membeli tanah tersebut.

Kesepakatan dibuat akhirnya pada tahun 1973 masjid dibangun, dan mulai saat itu shalat Jumat tidak diselenggarakan di langgar al-Huda di Paras, tetapi dipindah ke masjid yang baru ini.

Kebaikan Lurah yang beragama Nasrani

Tahun 1980-an lurah Banjarasri yang baru, JB Suparwono walau bukanah seorang muslim, mendukung berdirinya masjid tersebut dan memberikan hak kepada kaum musliman untuk menggunakan masjid itu tanpa harus membeli. Sedangkan tanah lungguh milik Sugiyono HS dikembalikan.

Fungsi Masjid
Seperti pada masjid laiinya, masjid al-Iman difungsikan sebagai tempat jamaah shalat harian oleh masyarakat Islam sekitar masjid. Shalat Shubuh, Maghrib dan Isya secara jamaah diadakan di masjid ini. Pada bulan Ramadhan, masyarakat sekitar juga menggunakannya sebagai tempat buka bersama, shalat Tarawih, dan pembayaran Zakat Fithri.

Masjid juga digunakan untuk pengajian minggun, setiap malam Jumat oleh masyarakat sekitar masjid, sedangkan setiam malam Jumat Kliwon diadakan pengajian sentral yang diikuti oleh kaum muslimin dari tiga pedukuhan, yaitu dari Kisik, Paras, dan Kepiton.

Setiap hari Jumat, masjid menyelenggarakan shalat Jumat yang diikuti oleh kaum muslimin dari tiga pedukuhan, yaitu dari Kisik, Paras, dan Kepiton. Itulah alasan mengapa masyarakat Banjarasri menyebutnya sebagai masjid Jami'

Bila Idul Fithri tiba, masjid ini menyelenggarakan takbir keliling dan shalat Idul Fithri yang diikuti oleh jamaah-jamaah di sekitar masjid al-Iman ini, yaitu jamaah
1. Paras
2. Kepiton
3. Kisik
4. Kalisoka/Jurugan
5. Dukuh
6. Ngroto
7. Tuksongo
8. Tlagan
9. Ganasari.
Sekitar sembilan ratus sampai seribu kaum Muslimin mengikuti shalat Idul Fithri dan Idul Adha di sini.

Pengajian-pengajian berskala besar diadakan biasanya saat menjelang bulan Ramadhan oleh para pemuda masjid. Ada juga pengajian yang dikelola oleh KOKAM PCM Muhammadiyah Dekso dengan pemateri dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulon Progo dan lainnya. Sebelum adanya pandemi Covid-19, pengajian berskala lebih besar diselenggarakan setiap Sabtu Kliwon dengan pemateri Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dari Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ditulis
Jumat 19 Juni 2020


Jumat, 19 Juni 2020

Mengenal MAN 2 Kulon Progo Secara Singkat


Sejarah
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kulon Progo merupakan Madrasah didirikan berawal dari Pendidikan Guru Agama Nahdatul Ulama (PGANU). Tanggal 30 September 1967 resmi menjadi PGAN 4 tahun Wates. Lalu pada tanggal 1 Oktober 1969, PGAN 4 tahun Wates ditingkatkan menjadi PGAN 6 tahun Wates. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama  No. 19 Tahun 1979 berubah menjadi PGAN Wates. 
Tahun 1990 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No 64 tahun 1990 tanggal 25 April 1990, PGAN Wates alih fungsi menjadi MAN WATES II.  Dan dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 42 TH 1992 tanggal 27 Januari 1992, namanya berubah menjadi MAN 2 WATES.
Pada tahun 1998 MAN 2 Wates mendapat program keterampilan dari Departemen Agama RI, yaitu keterampilan Tata Busana, Elektronika, dan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Departemen Agama juga memberikan gedung, peralatan, sarana-prasarana, biaya operasional, kurikulum, dan instruktur. Instruktur berasal dari lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan bidang yang diampunya. Pada Tahun 2006 MAN 2 Wates berhasil menambah satu program ketrampilan yaitu program Teknologi Informasi dan Komputer. Program ketrampilan TIK ternyata mendapat respon yang baik dari siswa sehingga sekarang program ketrampilan TIK merupakan program unggulan Madrasah.

Visi dan Misi
Visi Madrasah Aliyah Negeri 2 Wates
“Mewujudkan Insan Yang Berakhlaqul Karimah, Unggul, Terampil, Inovatif, dan Berwawasan lingkungan”.
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita Madrasah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
Indikator pencapaian visi
a. Akhlaqul Karimah
Indikator : Terwujudnya siswa MAN 2 Wates yang mempunyai keterampilan baik keterampilan vokasional maupun keterampilan pengamalan agamanya.
Metode Pencapaian: Program keterampilan yang diintegrasikan kedalam pembe-lajaran intrakurikuler dan kajian serta praktek pelaksanaan Agama yang dilakukan secara terprogram.
b. Unggul
Indikator : Terwujudnya kemampuan siswa yang berprestasi dibidang akademik maupun non akademik.
Metode pencapaian:
1) Input siswa baru yang baik dan berprestasi,
2) Memberikan pelayanan yang prima kepada siswa,
3) Melaksanakan kegiatan PBM dengan baik,
4) Penelusuran minat dan bakat siswa,
5) Memberikan layanan yang baik terhadap siswa yang berbakat,
6) Memberikan pembinaan yang baik terhadap siswa yang berbakat,
7) Berpartisipasi aktif dalam mengikuti lomba/kejuaraan.
c. Terampil
Indikator : Sikap, perilaku dan ucapan yang Islami
Metode Pencapaian :
1) Mengadakan sosialisasi kegiatan atau pembiasaan akhlakul karimah.
2) Mengadakan kegiatan atau pembiasaan akhlakul karimah baik di dalam maupun di luar kelas.
d. Inovatif
Indikator:
1) Terwujudnya kesadaran dan kepedulian terhadap pelestarian alam,
2) Terbentuknya karakter siswa yang cinta lingkungan,
3) Terwujudnya lingkungan madrasah yang indah, bersih, sehat, aman dan nyaman.
Metode Pencapaian:
1) Memasukkan pendidikan lingkungan hidup dalam pembelajaran baik di dalam dan di luar kelas,
2) Mengadakan kegiatan yang menumbuhkan rasa cinta lingkungan,
3) Menyusun program dan peraturan untuk menciptakan madrasah yang indah, bersih, sehat, aman dan nyaman.
Misi Madrasah
Untuk mewujudkannya, Madrasah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:
1. Menyelenggarakan proses PBM secara efektif,
2. Menyelenggarakan bimbingan dan pengembangan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler dan program keterampilan,
3. Menumbuhkan semangat berprestasi dalam bekerja dan belajar,
4. Mendorong guru dan karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan akhlakul karimah,
5. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan syariat Islam,
6. Menjadikan Madrasah dan lingkungannya yang Islami, aman, tertib, indah, bersih, dan nyaman,
7. Mewujudkan lingkungan madrasah yang indah, bersih, sehat, aman dan nyaman.
Tujuan Madrasah
1. Meningkatkan Sarana Prasarana yang mendukung PBM.
2. Meningkatkan efektivitas PBM.
3. Meningkatkan program yang kompetitif.
4. Meningkatkan lulusan yang melanjutkan ke PTN/PTS dan atau terserap ke dunia kerja.
5. Meningkatkan kegiatan akademik dan non akademik.
6. Meningkatkan kinerja berbasis kompetensi.
7. Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai.
8. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan syariat Islam.
9. Meningkatkan kepercayaan pada Madrasah.
10. Meningkatkan konsolidasi dan konsultasi PSB.
11. Meningkatkan budaya kerja yang kondusif, sinergis, dan produktif serta lingkungan yang bersih dan sehat.
12. Menciptakan lingkungan madrasah yang kondusif bagi proses belajar mengajar.
13. Menciptakan lingkungan Madrasah yang hemat sumber energi listrik dan air.
Sasaran Program
Kepala Madrasah dan para guru serta dengan persetujuan Komite Madrasah menetapkan sasaran program, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Penerapan Sistem SKS
Mulai tahun pelajaran 2020/2021 MAN 2 Menerapkan Sistem Kredit Semester bagi kelas X, yang memungkinkan para peserta didik bisa menyelesaikan studi selama 2 tahun saja.
Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2020/2021
Pendafaran melalui jalur Tahfidz, Prestasi dan Reguler. Pendaftaran on line melalui gg-gg/ppdb-mandaku atau hubungi no telp/WA - 087838699216 an. ESti Supaksih, M.Pd atau 085228491323 an. Dwi Rina Yuniati, S.Pd